Yak! Selamat ulang tahun untuk Indo Hunger Games! Fanbase dari
trilogi The Hunger Games yang fenomenal, yang berdiri sejak tanggal delapan
September 2011. The odds have, and may always be, in your favour! *three
fingers salute*
Dalam rangka merayakan ulang tahunnya,
IHG (IndoHungerGames) mengadakan event gathering besar-besaran bagi seluruh
Tributes yang berada di Nusantara dan dari luar—kalau memang mau—yang
bernama...
#IHGAnniversary!
Yap, itulah event besar yang digelar di
Bumi Perkemahan Ragunan tanggal delapan September lalu, sejak pukul sembilan
pagi hingga lima petang. Jadi bagi kalian yang mungkin kebetulan ada di BPR dan
melihat banyak orang-orang yang mengenakan pakaian yang seragam dan sedang
saling berkejar-kejaran atau, dalam satu kasus, berteriak-teriak, “Beda
seragam, bunuuuhh...!” maka bisa jadi kalian sedang menyaksikan para Tributes
beserta Gamemakers dan Roleplayers dari IHG dengan bantuan kak Haddi (anggota
IHP—Indo Harry Potter) dan juga beberapa orang crew Indo Capitol yang sedang
bermain The Ultimate Hunger Games Experience.
Apa itu The Ultimate Hunger Games
Experience? Kalian semua pastinya udah tau dong soal The Hunger Games yang
menceritakan dua puluh empat orang remaja yang diperintahkan untuk saling
membunuh hingga hanya tersisa satu orang saja. Nah, kami sebagai Tributes
(sebutan untuk fans THG) diberi kesempatan untuk mencoba bagaimana rasanya
menjadi seorang Peserta Hunger Games yang harus melarikan diri dan menyerang,
mempertahankan diri dan membunuh. Dua puluh empat orang dipilih, dan kami
dimasukan ke dalam Arena.
Seru!
Satu jam sebelum daftar ulang yang dilaksanakan pukul
sembilan, aku udah sampai di BPR, maklum pergi dari Bandung jam lima pagi, jadi
kecepetan, hehe. Di sana baru ada satu orang Tribute yang hadir, namanya Adila,
anak ToF (Tributes on Fire, BBM Group untuk Tributes), kemudian datang Felya
dan Henidar, Tributes juga. Disusul dengan Karindea yang, kalau aku boleh bilang,
sama gilanya denganku (HUAHAHA).
Selain Tributes, Panitia yang udah ada di
sana seingatku ada kak Intan (Ms. Effie T.), kemudian ada Avox (lupa nama
aslinya siapa >.<), kak Kiki (Foxface... kalau gak salah ._.), Imara
(@Annie_IHG) dan beberapa crew IndoCapitol. Waktu mulai agak siang, sekitar
setengah sembilan mungkin, Mudita (@Peeta_IHG) datang. FYI, dia itu cowok
meskipun suka dipanggil Dita. Entah kapan kak Fredy (Seneca C.) datang,
pokoknya tau-tau udah ada, entah muncul dari mana; kak Ruly (@Katniss_IHG) juga
sama-sama muncul tiba-tiba. Akhirnya panitia yang paling terakhir datang itu
tuh Diza (@Finnick_IHG). Kak Ubi (dari HobForYourHope) juga datang kok. Dan
kemudian kita semua pada daftar ulang. Kita waktu daftar ulang dibagi masuk
distrik mana, diberikan selembar kertas yang kita tuliskan dengan nama ala
Hunger Games kita (namaku Lima Romanov), dapat majalah Cinemags (aku dapat
poster THG!), kaos hijau yang bertuliskan “Hunger Games 76” (belakang) dan
“#IHGAnniversary, 08092012, 76, Tribute” (depan), serta pin IndoHungerGames.
Kita semua disuruh ganti baju pake baju yang baru dibagikan dan menempelkan
stiker yang bertuliskan nama dan distrik kita. Bagus banget lhooo! Sayangnya,
kita gak bisa milih mau masuk distrik mana. Berdasarkan yang kulihat, pembagian
distriknya begini:
Pendaftar pertama —> Distrik 1
Pendaftar kedua —> Distrik 2
Pendaftar ketiga —> Distrik 3
Dan seterusnya sampai pendaftar
keduabelas —> Distrik 12, kemudian kembali lagi ke Distrik 1. Aku,
sayangnya, dapat Distrik 12 padahal roleplay-ku itu Johanna (yang, notabene, dari Distrik 7) L
Nah kemudian kita main permainan
pemanasan sekaligus perkenalan, “Catching Fire”. Di sini, kak Fredy/Seneca akan
ngelempar bola tenis yang udah diwarnai merah ke seorang peserta, kemudian
peserta itu harus memperkenalkan diri dengan nama Hunger Games dan distrik
(misalnya kayak, “Nama saya Lima Romanov, dari Distrik 12” atau “Aku Peony
Iris, dari distrik 3”). Setelah itu peserta tersebut dipersilakan melempar bola
itu ke peserta lainnya, bebas peserta mana. Wow, ternyata Tributes yang datang
gak cuma dari JaBoDeTaBek aja lho! Dari Bandung misalnya aku, dan yang dari DI
Yogyakarta juga ada! Saluuuut buat IndoHungerGames!
Nah setelah Catching Fire selesai, kita
semua dibagi jadi empat kelompok. Kelompok satu isinya Tributes dari distrik
1-3, kelompok dua distrik 4-6, kelompok tiga distrik 7-9, dan kelompok empat
dari distrik 10-12. Aku masuk ke kelompok empat, dengan escort kak Intan (yang
manis-cantik-unyunya gak nahan :’D). Di sana ada empat pos, yaitu pos Real or
Not Real, pos Jabberjay, pos Nightlock Ninja, dan pos Shoot Seneca (aih,
suamiku…). Kelompok empat memulai dari pos Real or Not real dengan Kak Ubi
(bakar :p) dan kak Ruly di sana.
Pos Real or Not Real.
Pos ini dipandu oleh kak Ubi dan kak
Ruly. Di sini, pengetahuan dan kecerdikan kita diuji. Kayak yang kalian lihat
di gambar, ada tiga orang yang dipanggil maju ke depan, dan ada kertas
bertuliskan nama tokoh yang diselipkan di kepala mereka (kiri-kanan: Foxface,
Effie Trinket, Haymitch). Tiap peserta cuma punya lima kesempatan untuk
bertanya. Misalnya Haymitch:
Peserta: Dari distrik 12?
Tributes: Real!
Peserta: Perempuan?
Tributes: Not real!
Nah, peserta (biar gampang membedakannya:
“peserta” orang yang disuruh maju/bermain game di satu pos sementara “Tributes”
adalah sisa peserta lainnya) yang sudah bertanya sampai lima kali, harus
menjawab (lebih tepatnya menebak) siapa nama yang ada di kepalanya. Kalau
jawabannya benar, peserta mendapatkan tesserae,
yaitu kertas untuk memasukan namanya lagi untuk reaping alias Pemungutan, supaya kesempatan dia mengikuti TUHGE
(The Ultimate Hunger Games Experience) lebih besar.
Di pos ini aku gak dipanggil maju, jadi
aku gak dapat tesserae.
Momen
ter-DEMIAPA???:
Sewaktu ada peserta yang mendapatkan nama Maysilee Donner. Maysilee adalah
kembaran dari ibu Madge, putri walikota distrik 12, yang gugur di Hunger Games
entah-keberapa-aku-lupa. Sewaktu peserta bertanya, “Dari distrik 12?” aku
menjawab “Not real!” sementara Tributes lainnya menjawab, “Real!”. Aku sampai
diledekin sama kak Ruly gak baca bukunya, hahaha…
Pos Jabberjay
Oke, dari fotonya, mungkin kalian nggak akan ngerti di sini
kita ngapain. Di pos Jabberjay ini, dengan pemandunya Avox (topi merah) dan
Diza (cowok di sebelahnya), kita harus menirukan apa yang dikatakan dan
dilakukan oleh Avox dan Diza/Finnick. Gampang saja, misalnya, “Katniss *gerakan
memanah*, Peeta *gerakan menguleni adonan*, Clove *gerakan melempar pisau*,
Peeta *gerakan menguleni adonan*. Katniss-Peeta-Clove-Peeta. Sesederhana itu.
Tapi kalau sampai salah, atau ada, “eh… aa… ng…” kita dinyatakan gugur dan
dipersilakan duduk. Setelah satu putaran selesai, peserta yang gugur akan
diminta untuk ke tengah-tengah lingkaran dan dipersilakan “membalas dendam”
dengan membuat gerakan sendiri. Dari sekitar empat belas orang setengahnya udah
gugur dan aku masuk tujuh besar. Sialnyaaa ada satu orang peserta yang
memberikan gerakan super sulit. Entah urutannya bagaimana, aku juga udah lupa.
Katniss-Haymitch-Effie-Haymitch… ah gak tau deh! Yang pasti enam orang gugur
dan satu orang berhasil! Jagoan banget. Sebenarnya di pos ini yang akan
mendapat tesseraee adalah yang masuk tiga besar, tapi karena cuma satu, jadi
yang lain gak dapat tesseraee deh.
Momen
ter-DEMIAPA???:
Sewaktu di awal, Avox yang kebingungan mau memilih siapa untuk ditunjuk pertama
meniru gerakannya dengan tiba-tiba menunjukku. Waktu kubilang pasti Avox
berkonspirasi dengan Diza, dengan pedenya mereka menjawab iya. Haduh -_-
Pos Nightlock Ninja
Naah kalau yang ini adalah pos yang
dipandu oleh kak Haddi (mentor, sukarelawan dari IHP) dan, harusnya,
Mudita/Peeta. Tapi katanya dia lagi sibuk ngurusin petugas HokBen yang nyasar
ke Ragunan padahal acaranya di Bumi Perkemahan Ragunan. Jadi alih-alih Mudita,
adanya Foxface dan kak Intan (yang nonton) dan kak Fredy/Seneca (yang
mendokumentasikan).
Peraturannya sederhana. Peserta diminta
membuat sebuah lingkaran dan dengan satu kaki yang berada di depan dibuat
serapat mungkin dengan kaki peserta lain. Dalam hitungan, satu, dua, tiga, NINJA! peserta harus melompat ke belakang satu
langkah dan mematung. Kak Haddi akan menunjuk satu orang yang kemudian harus
menyerang lawan di sebelahnya—satu kali
serangan saja. Dan yang diserang adalah bagian tangan tanpa melewati
pergelangan tangan. Sisi, telapak, dan punggung tangan boleh, tapi tidak boleh
lewat dari sana. Kemudian peserta akan bergantian saling menyerang, tapi
berurutan sesuai dengan arah jarum jam. Setiap peserta yang tangannya kena
dinyatakan gugur dan diminta keluar dari lingkaran. Tiga orang peserta yang
bertahan sampai akhir mendapat tesserae di sesi pertama, dan sesi kedua hanya
dua orang yang mendapat tesserae.
Momen
ter-DEMIAPA???:
Kalau nggak salah di sesi kedua. Tinggal tersisa lima orang, tiga saling
menyerang sementara dua lainnya agak jauh dari mereka, juga saling menyerang.
Sewaktu yang satu-lawan-satu (dua orang) akhirnya tumbang salah satu, jarak
antara peserta yang tinggal sendiri itu dengan tiga peserta lainnya jauh
banget, dan akhirnya tiap giliran dia yang gerak, dia cuma bisa lompat satu
kali untuk mendekati, hahaha! Dan saat akhirnya dia sampai, empat orang itu
terpecah menjadi dua kelompok yang—lucunya—pertarungannya gak selesai-selesai.
Aku bahkan ragu mereka masih ingat bahwa setelah mereka menyerang yang lainnya
harus mendapat giliran secara berurutan. Tapi kayaknya pada sibuk sendiri-sendiri,
bergilirannya cuma di satu-lawan-satu itu. Jadi terjadi juga di satu kelompok
seorang menyerang dan di kelompok satunya juga sedang bergerak. Gak jelas
jadinya, tapi seruuu! Dan akhirnya dua orang terakhir mendapatkan tesserae xD
Pos Shoot Seneca
Pos terakhir bersama seorang crew
IndoCapitol, kak Nuna (err, siapa ya? Lupa ._.) dan Imara/Annie! Di sini kita
akhirnya akan menggunakan panah, horee!
Peraturannya gampang kok. Satu orang peserta mendapatkan tiga
kali kesempatan menembak plus satu kesempatan mencoba (trial). Trial gak
dihitung, tapi kalau panah kita mengenai gambar Seneca itu, kita sudah
mendapatkan satu tesserae. Kalau semuanya kena, berarti kita dapat tiga tesserae.
Yang bikin sulit adalah kita harus berdiri di belakang garis (maaf gak
kelihatan di foto) dan gak boleh melempar anak panahnya (ya iyalah! Dikata maen
darts!). Tambahan, anginnya cukup kencang. Kalau aja kitanya memang pintar
dalam memperhitungkan jarak sih, kita bisa memanipulasi anginnya supaya meniup
anak panah kita yang ditembakkan melenceng dan mengenai gambar Seneca. Tapi
sepertinya tidak ada yang mencoba, hahaha.
Momen
ter-DEMIAPA???:
Waktu giliranku, dengan percaya diri aku memanah di sesi trial. Syuut… kena!
Aku udah senang tuh. Eh, taunya, begitu mulai dihitung per tembakan, gak kena.
Tembakan pertama, oke, mungkin karena aku belum terbiasa. Tembakan kedua gak
kena juga, oke, mungkin itu terlalu ke bawah. Tembakan ketiga masih gak kena,
OKE GUE EMANG GAK JAGO MAEN PANAHAN SOALNYA GUE BUKAN ANAK KYUDO OKE SIP.
Dalam hati: *mencak-mencak, lempar tuh
busur*
Realita: “Nih Im, makasih ya :D”
Selesai semua pos, kita pada ISHOMAT dulu—Istirahat Shalat
Makan. Dari semua pos aku sama sekali gak dapat tesserae—sial. Tapi gak
apa-apalah, toh kami semua senang kan, hahaha… Waktu ishomat kita makan dan
HFYH (HobForYourHope) bukan stan. Kak Ubi langsung diserbuuu! Aku sendiri, cuma
beli sebuah pin Mockingjay seharga Rp54.000,00 dari harga asli Rp60.000,00.
Karena barang HFYH udah harga mati yang gak bisa ditawar, semua pasti
bertanya-tanya kan kenapa aku bisa dapat potongan harga? Jeng jeng jeng jeng,
ternyata di plastik kaos yang dibagikan saat daftar ulang, ada kupon diskon
10%! Satu kupon untuk satu item. Naaah Tributes yang kemarin ngebuang
plastiknya emang gak tau, gak sadar, apa gak peduli? Beruntunglah kami yang
mungut-mungutin plastik-plastik itu, ohohoho.
Waktu ishomat itu, aku ngobrol sama adik
Mudita, namanya Paramita. Dia manggil aku “kakak” lho, awww unyu bangeeeettsss…
Kita ngobrolin macem-macem, salah satunya gimana aku bisa kenal sama kakaknya
dan juga “kak Diza”. Ya udah aku cerita. Terus selesai ishomat kak Nuna minta
tolong Mudita sama Diza untuk bantu dia beli empat dus air mineral lagi karena
sepertinya kurang dari yang dibutuhkan. Aku nawarin diri untuk ikut. Agak lama nunggu di warungnya, karena dus-dusnya lumayan berat dan ruang lowong di sana agak sempit, jadi bersusah payah gitu dibawa keluar. Akhirnya kita bawa dus-dus itu ke BPR dan
mereka bertiga sempet berhenti sebentar untuk memperbaiki posisi dus di lengan
mereka dan istirahat juga. Padahal dari tempatnya IHG ke warung itu gak begitu
jauh lho, mungkin 500 m ada sih, tapi gak jauh banget. Cuma emang dusnya berat
sih, jadi aku gak bisa nyalahin apalagi nyebut mereka bertiga payah. Aku
sendiri pengin nurunin itu dus, kalau bisa ditendang aja sampe ke area IHG,
tapi mana bisa. Dan aku takut kalau aku nurunin dusnya aku gak akan bisa
ngangkat lagi—hal yang sama kalau aku lagi lari; aku gak berani berhenti karena
setelah itu pasti susah untuk lari lagi, jadi mending istirahatnya pas
ngelambatin kecepatan aja—terus ini kenapa ngomongin lari?
Yang kocak adalah: Mudita bilang, “Dilla
perkasa banget.” HUAHAHAHAHA.
Sesampainya kita di sana, ternyata acara reaping udah dimulai. Aku gak dipanggil
di sesi pertama itu. Dua puluh empat orang terpilih, terus mereka diturunkan ke
Arena. And let the 76th annual Hunger Games begin!
The Ultimate Hunger Games Experience
(sesi 1)
“AYO KARIEEER!!”
“MAJU DISTRIK TIGAAA!!”
“DISTRIK DUA BELAS! DISTRIK DUA BELAS!
DISTRIK DUA BELAS!”
“AWAS BELAKANG!”
Yang gak tahan berisik, tutup telinga
kalian! Karena sisa Tributes yang tidak terpilih untuk mengikuti TUHGE
terus-menerus menyoraki tim jagoan mereka, terutama tim Karier. Teriakan kecewa
dan jeritan senang terus terdengar, apalagi kalau bukan ketika ada Peserta yang
tumbang. Dua orang mutts (yang sebenarnya dua orang panitia yang menggunakan
topi hewan) terus menerus mengejar Peserta, dan sialnya mereka gak bisa dibunuh.
Jadi Peserta gak punya pilihan lain selain lari dan menghindar begitu bertemu
dengan mutt alias mutan.
Di sini, peraturannya mudah: siapa yang
mati, dia kalah. Tapi jelas aja kita gak saling bunuh-bunuhan beneran. Kalau
iya berarti aku udah mati, dong. Peraturannya: Tiap Peserta mendapatkan satu glove (sarung tangan) yang dipakai di
satu tangan. Jika Peserta A menyentuh kepala/kaki Peserta B, maka Peserta B
dinyatakan gugur alias mati. Di Cornucopia tersedia senjata-senjata seperti
kapak, trisula, celurit, pisau, bahkan keris yang bisa dipakai membunuh Peserta
lainnya dengan syarat (A) senjata berada di tangan yang menggunakan glove
ketika menyerang dan (B) senjata mengenai kepala atau kaki Peserta lainnya.
Sementara mutt yang gak bisa dibunuh, mereka bisa membunuh peserta lain dengan
aturan yang sama; menyentuh kepala atau kaki Peserta, bedanya kalau Peserta
cuma mendapat satu glove dan dilarang menggunakan dua, mutts kedua tangannya
ber-glove. Jadi bisa bunuh kanan-kiri deh.
Di sini Peserta benar-benar harus
mengerahkan segala strategi (bagaimana membunuh lawan tanpa terbunuh), stamina
(bagaimana melarikan diri tanpa kehilangan konsentrasi) dan kelicikannya
(bagaimana beraliansi dengan Peserta lain alias menjadi tim Karier tetapi
setelah itu tega membunuh kawan sendiri). Kalau aku gak salah, di sesi ini tuh
akhirnya tinggal tersisa Peserta dari Distrik 3 dua orang dan Distrik 12 satu
orang. Kedua Peserta D3 gugur meninggalkan Peserta dari D12 (Artemis Black—apa
gitu) menjadi Pemenang. Woohoo! Jadi penonton aja udah seru banget, apalagi
kalau jadi Pesertanya!
The Ultimate Hunger Games Experience
(sesi 2)
“Ini aku copot aja deh stikernya,” ujar
salah satu Tribute, “gak guna, udah gak kepilih ini untuk TUHGE.”
Itu adalah kata-kata salah seorang
Tribute yang kecewa karena namanya tidak disebutkan ketika reaping. Tetapi setelah TUHGE sesi 1 selesai, kak Intan dengan baik
hati mengatakan bahwa akan ada sesi kedua. Sontak aja Tributes yang awalnya
mukanya udah pada suntuk karena gak kepilih bercahaya lagi. “Memang rencananya
supaya kalian semua bisa main,” kata kak Intan. Thank you miss Effiiieeeeeee…!
Gak begitu banyak yang bisa aku certain
soal sesi kedua ini. Satu, karena memang gak ada bedanya dengan sesi pertama
dan dua, karena akunya sibuk ngobrol sama Mita (buat yang lupa, dia adik dari
man behind @Peeta_IHG yaaa). Di sesi kedua ini, mutt-nya adalah Mudita sama
Diza. Padahal badan mereka berdua itu tinggi besar, tapi begitu make topi
beruang dan penguinnya, dan sarung tangan warna-warni udah terpasang, mereka
unyuuuu bangeeeet!
(Kiri: Diza/Finnick, kanan: Mudita/Peeta. Di sebelah mereka
itu Cornucopia. Coba perhatiin muka Mudita, sok cool gimanaaa gitu, haha)
Mutts unyuuuuuu!
Oke lupakan mutts unyunya, gak penting
#jlebb
Intinya, pemenang dari sesi ini… aku
lagi-lagi lupa siapa namanya. Yang pasti dia menang tanpa membunuh! Jadi gimana
dia bisa menang? Satu-satunya Peserta yang tersisa selain dia dibunuh sama
mutt. Anti-klimaks…
The Ultimate Hunger Games Experience
(sesi 3)
Nah, kali ini, aku jadi Peserta!
Harusnya aku beraliansi dengan teman
sedistrikku. Ini bukan kebijakan dari IHG, tapi rencana awal kita gitu. Tapi
begitu kita menempati lingkaran distrik masing-masing, aku berubah pikiran. Dan
saat peluit ditiup, aku berlari lurus menuju Cornucopia—bertentangan dengan
kesepakatan kami untuk lari menjauh—dan mengambil pisau. Aku langsung lari dari
Cornucopia dan, bertemu satu Peserta yang lengah, memegang kepalanya. Dor! Aku
membunuh satu Peserta!
Aku lari lagi menjauh, eh malah ketemu
mutt. Putar haluan! Ketemu Peserta lain, tapi dia kabur. Aku kejar dan,
lagi-lagi, sambil lari kupegang kepalanya. Dor! Aku membunuh dua Peserta!
Sampai sini mungkin bisa dibilang Peserta
pertama yang kubunuh itu kuserang dari belakang, sementara yang kedua memang
kukejar dia, jadi bukannya kubunuh tanpa sepengetahuannya. Aku gak pengecut
lhoh, tapi ini kan TUHGE, dan aku pengin menang, hohoho.
Sayangnya, cuma beberapa saat setelah aku
membunuh Peserta ketiga korbanku—yep, dengan cara mengejar-sentuh
kepala-kabur—aku ketemu Peserta lain. Coba ingatkan aku, kalau gak salah itu
Karindea, salah satu Tribute yang kenalan denganku sebelum pendaftaran ulang
dibuka. Senjatanya kena ke kepalaku. Untuk sedetik terpikir bagiku untuk mengelak
dan bilang bahwa yang kena itu cuma rambut, gak ke kepala, tapi kami berdua
tahu bahwa senjatanya memang mengenai
ubun-ubunku. Gimana pun juga aku mati. Yah, tapi udah membunuh tiga orang lah,
lumayan.
TUHGE sesi ketiga ini dimenangkan oleh
dua orang, keduanya adalah Peserta dari Distrik 4 (pengganti PeeNiss?). Saking
girangnya mereka berdua sampai pelukan dong. Selamat yaaaa.
The Ultimate Hunger Games Experience
(sesi 4)*
*Panitia menjadi Peserta
IT’S THE BEST SESSION OF ALL! GAMEMAKERS
+ ROLEPLAYERS VERSUS TRIBUTES!
Awalnya katanya ini seharusnya menjadi
sesi khusus Panitia, tapi ternyata Panitia cuma berjumlah beberapa
orang—sepuluh, kalau aku gak salah ditambah roleplayers 4 orang—kemudian
Pemenang-Pemenang sebelumnya, yang berjumlah empat orang, diminta ikutan lagi,
dan akhirnya kak Haddi bilang butuh enam orang lagi. Kita yang awalnya udah
bilang, “I volunteer as mutt! Volunteer as mutt!” langsung ganti jadi, “I
VOLUNTEER AS TRIBUTE!”
Sengaja pake huruf gede semua biar jelas
segimana kenceng dan semangatnya kita tereak.
Daaaaan guess what, aku terpilih lagi
dong untuk ini! Woohoo!
Awalnya sih rencana kita biasalaah, bikin
aliansi terus ngelawan yang lainnya. Awalnya aliansku itu Karindea, Fahri, dan
satu lagi cowok entah siapa aku lupa. Awalanya kita berempat. Tapi kemudian,
entah siapa yang mulai, tiba-tiba udah pada bilang, “Bantai para Gamemakers!”
Ya udah seluruh Tribute (biar beda dengan
Peserta yang merupakan Panitia) langsung ikutan bilang, “Bantai Gamemakers!”
Diza dan Imara, yang kebetulan cuma
seorang dariku—terpisahkan oleh Fahri—bilang, “Eh kita bukan Gamemakers ya,
kita bukan Gamemakers.”
Aku, yang dengar itu dengan jelas,
langsung teriak, “BUNUH SEMUA PANITIANYAAAA!”
“BUNUUUUUHH!” sahut Tributes yang lain,
bahkan Tributes yang cuma jadi penonton.
Aku menyeringai puas pada Diza :D
Entah siapa—yang pasti dia Tribute yang
jadi Peserta—bilang, “Beda baju bantaaaaii!”
“BEDA BAJU BANTAAAAAIII!”
BTW, aku udah bilang kan, Tributes dapat
kaos sendiri? Nah kalau Gamemakers dari IHG pakai kaos hitam bertuliskan “Indo
Hunger Games” dengan gambar Mockingjay yang membawa anak panah dengan bendera
Indonesia di paruhnya, sementara Roleplayers pakai kaus hitam dengan tulisan,
“Keep Calm Cause We’re Roleplayers and Awesome”, dan crew IndoCapitol kaosnya bisa
kalian lihat di foto pos Shoot Seneca. Kakak yang ada di belakang gambar Seneca
itu pakai kaos hitam-abu-abu bertuliskan “Crew Indo Capitol”, jadi memang
semuanya beda dan gampang lihat mana yang Tributes mana yang panitia. Kak
Haddi? Well, aku lupa, tapi kayaknya kak Haddi juga pake kaos warna hijau deh
(tapi kak Haddi kan udah ketahuan Panitia sukarela, jadi tetap ajaaa). Dan
akhirnya, TUHGE sesi keempat ini tuh terbagi cuma menjadi dua kubu, tanpa ada
yang bekerja sendirian, semuanya beraliansi. Kubu apa aja? Kubu TRIBUTE dan
kubu PANITIA. Tributes, seraaaaangg!
Sayang waktu main ponselku dititipkan,
tapi nanti aku coba minta fotonya ke IHG ya, siapa tau mereka mendokumentasikan
juga yang TUHGE sesi 4 J
Pokoknya, yang namanya Panitia itu
dikejar habis-habisan. Yang aku takuti justru bukannya kak Fredy/Seneca atau
kak Haddi, tapi justru Avox. Kenapa? Gak tau, tapi Avox gerak-geriknya serem
banget, penuh dengan aura membunuh ._.
Seingatku—karena aku juga sibuk
mempertahankan diri—Avox udah dua kali hampir ngebunuh aku. Sekali waktu pertama kalinya kita
papasan di daerah yang pohonnya lumayan rindang (aku bisa mengelak dan kabur),
dan kedua kalinya waktu Avox lagi
bareng sama Mudita/Peeta, kita papasan lagi. Sementara Tributes yang lain agak
jauh di belakang mereka dan udah pada mulai capek juga. Avox sekali lagi
ngincar kepalaku, tapi gagal. Akhirnya Mudita dibunuh sama mutt (kak Ubi),
sementara Avox dibunuh sama adiknya sendiri yang jadi mutt setelah sebelumnya,
kalau gak salah, disudutkan sama satu lagi cowok yang awalnya jadi kawan
aliansiku (tapi bukan Fahri). Good job Kiddo! Woo! Kita semua seneng, tapi yang
bisa mengalahkan kesenangan atas gugurnya Avox adalah sewaktu kak Fredy
akhirnya tumbang. WHOOOOOOO! Kita semua loncat-loncat girang, tapi masih ada
yang lainnya, Panitia belum gugur sepenuhnya. Salah satunya, kak Haddi.
Keguguran kak Haddi adalah satu-satunya keguguran yang bisa mengungguli rasa
senang karena kak Fredy gugur. Gak tau kenapa, mungkin karena pada dasarnya kak
Haddi kelihatan lebih lincah dan jago daripada kak Fredy (oke kak Fredy no
offense ya :p), tapi kita beneran loncat-loncat kesenengan dan jejeritan
girang. Begitu kak Haddi tumbang, Panitia yang lainnya pun menyusul :3
Di sini aku bisa masukin Momen ter-DEMIAPA??? yaitu waktu aku
berpapasan sama Diza dan Imara (awalnya juga Roleplayers bikin aliansi sendiri,
tapi sejak Tributes bilang, “Beda warna bantai!” mereka juga akhirnya gabung
sama Panitia lain), Diza langsung bilang, “Wah, gawat!” lalu putar haluan.
Ahaha, itu kocak banget! xD
Setelah semua Panitia gugur, harusnya sih
Tributes lawan Tributes. Karena itu begitu kita menumbangkan Panitia terakhir
yaitu Avox, aku yang posisinya ada di belakang kelompok dengan cepat menyentuh
kepala dua orang Peserta yang ada di hadapanku. “Mati, mati,” kataku.
“Ah!” mereka berdua dengan pasrah kudu
melepas sarung tangan, huehehehehe.
Apa yang tidak kuduga adalah ternyata
permainannya selesai sampai di situ. Yah, kami semua emang udah pada capek sih.
Panitia mungkin capek ngurus acara, tapi selain yang kebagian jadi Mutt, mereka
kan gak lari-lari, gak harus mempertahankan diri. Jadi kita minggir dan keluar
dari Arena. Kak Intan aja sampe komentar, “Jadi ini tuh bener-bener cuma
Tributes lawan Panitia!?”
Oh iya dong kak, ohohohoho.
Acara Puncak
“Tunggu!” panggil kak Intan, “jangan
pulang dulu!”
Kak Intan datang sambil membawa sebuah
kue dengan gambar Mockingjay yang mengapit sebuah anak panah dengan bendera
Indonesia dekat mata panahnya. Di atasnya ada lilin angka satu. Ah iya! Aku
hampir aja lupa bahwa alasan utama kita semua ada di sini adalah karena ini
ulang tahun IHG! Maaf ya IHG, habis acaranya seru banget sampe lupa tujuan
utamanya >.<
Kita semua nyanyi Happy Birthday, kemudian kak Intan ngucapin terima kasih untuk
semuanya; 8 followers pertama IHG, orang-orang yang bergabung dan meramaikan
IHG, Tributes yang mendukung IHG, Cinemags, dan bahkan Suzanne Collins. “Karena
tanpa tante Collins The Hunger Games gak akan ada, dan IHG juga gak akan ada.”
Terakhir, kita semua make a wish. Ada yang bilang, “Semoga event-nya jadi sebulan
sekali!”
Kemudian ada yang ngusulin, untuk
#IHGAnniversary tahun depan, mendingan di Bumi Perkemahan Cibubur aja. Terus
aku protes, “Jangan cuma di Jakarta dong! Ke kota lain jugaa! Bandung gitu,
Bandung!” dan Tributes lainnya pada protes, “Jauuuuhh!”
“Ya udah,” kataku akhirnya, “tahun depan
di Amerika Utara aja.”
Yang ini malah banyak yang setuju.
Suasana daftar ulang IHG, dengan Roleplayers
yang membagikan pin + kaos + majalah
Tributes cewek gila; Karindea, Henidar dan Felya.
Ki-Ka: (Kalau gak salah) Primrose, kak Fredy (belakang), kak
Nuna (depan), dan crew IndoCapitol yang pakai topi beruang ._.
Foto bareng kak Fredy yang berpenampilan sebagai Seneca (tapi
gak terlalu mirip ._.)! Iyeeeeeeyy…
Mulutnya biasa aja mas…
Tisu mana tisu!
Foto bareng dengan @Katniss_IHG alias kak Ruly. Burem ._.
Bersama kak Intan alias miss Effie! Awawawawaw!!
Potong kuenya, potong kuenya, bagi ke aku sekarang juga,
sekarang juga~
Foto bersama @Finnick_IHG dan @Annie_IHG. Kenapa Diza dan
Imara kalem sementara gue gila sendiri…
[DI]versity formasi penuh! Uwooohh… aku pendek bangeeet!
HAPPY VERY FIRST ANNIVERSARY INDOHUNGERGAMES! MAY THE ODDS
WILL ALWAYS BE IN YOUR FAVOR!
Thanks to:
@IndoHungerGames
[@Katniss_IHG
@Peeta_IHG
@Annie_IHG]
@IndoCaptiol
@HobForYourHope
@IndoHarryPotter (especially kak Haddi
yang udah mau “mengorbankan” diri)
Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta
Follow me on Twitter!
@AdityawhXo
@D7_Johanna
Atas cacat post ini, saya meminta maaf. Akan berusaha diperbaiki secepat yang memungkinkan. Saya juga mohon maaf apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau apabila ada salah kata, baik yang disengaja maupun tidak. May the odds be ever in your favour.