Seringkali timbul pemikiran jika menulis harus menjadi penulis, atau apa bedanya menulis dengan menjadi penulis?
Sesungguhnya
setiap orang bisa menulis. Tidak dibutuhkan bakat luar biasa untuk bisa
menulis. Menulis marupakan sebuah keterampilan yang bisa dipelajari.
Ada deskripsi, ada definisi, ada teori yang artinya merupakan bagian
dari ilmu pengetahuan. Maka, menulis merupakan keterampilan yang bisa
dipelajari. Paradigma jika menulis hanya bakat, berkah, atau hanya bisa
dilakukan segelintir orang adalah keliru, menurut saya lho.
Apa
sesungguhnya hakekat menulis? Sederhana saja, menuangkan apa yang ada
dalam pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Seorang anak kecil yang
menulis: "Aku mencintai mama" sudah melakukannya. Maka, sering kali
dikatakan menulislah dengan hati karena ada rasa di sana. Yang menulis
menuangkannya dengan penuh perasaan dan yang membaca akan menikmati
dengan penuh perasaan. Ada tali batin antara yang menulis dengan yang
menikmati tulisan. Seorang ibu yang membaca tulisan anaknya di atas akan
menitikkan air mata haru dan bahagia karena dicintai anaknya.
Sederhana
ya? Dan indah.. karena ada rasa yang terjalin di sana. Jadi menulislah
dengan sepenuh perasaaan, maka akan bisa dinikmati dengan sepenuh
perasaan oleh pembacanya. Lalu, bagaimana jika ingin semakin terampil
menulis? Juga mudah, pelajari semua kaidah, pahami semua teori dan
definisi, pahami semua batasan teori lalu berlatih. Karena semakin
sering seseorang berlatih, maka akan semakin terampil ia dalam mengolah
kata.
Dari pemaparan di atas, bisa diihat jika menulis
sesungguhnya bermula dari keinginan, kemauan atau minat. Dari situ akan
timbul rasa suka yang akhirnya cinta. Seseorang yang menikmati apa yang
dilakukannya akan merasa bahagia. Kebahagiaan bisa berbagi, bisa
menularkan motivasi dan wawasan atau sekadar berbagi rasa sudah sangat
luar biasa. Maka, semua akan menjadi candu yang membuatnya ingin
menulis... menulis dan menulis...
Bahkan ide bisa dicari, bisa
ditemukan. Bahkan imajinasi bisa diolah. Bahkan ada teknik menemukan ide
dan mengolah ide hingga meski ide sama namun bisa ditulis berbeda.
Sudut pandang yang beda, pemikiran yang beda tentu akan melahirkan
tulisan yang beda meski ide sama. Dari sana akan semakin tergali segala
ide, akan terbiasa menemukan hal-hal baru yang ingin dituangkan dalam
tulisannya. Dari sana lalu akan lahir berbagai karya yang tidak biasa
atau bahkan bisa jadi luar biasa. Menyenangkan ya kedengarannya?
Ternyata,
berbagai penelitian di dunia membuktikan jika menulis merupakan terapi
yang bisa menyembuhkan diri sendiri. Seseorang yang terbiasa menulis
selama 15 menit dalam sehari, akan mampu membuatnya membuang segala
energi negatif dalam dirinya. Sesuatu yang tidak disadari jika segala
hal negatif bertumpuk setiap hari dalam diri manusia, menyimpan sesal,
kesal, amarah, dendam, iri, rendah diri dan lain sebagainya. Jangan malu
jika perasaan-perasaan negatif itu pernah hinggap dalam diri kita
karena memang manusiawi sekali. Semua orang pernah mengalaminya. Memang
hidup ini selalu indah? Nah, jika apa yang tersimpan dalam bawah sadar
tidak dikeluarkan, dia akan menggerogoti fisik dalam bentuk berbagai
penyakit.
Maka, menulis ternyata terapi yang bisa menyembuhkan
diri sendiri. Seseorang yang terbiasa menulis akan lebih sehat, awet
muda dan berpikir lebih positif. Segala energi negatif yang tersimpan di
alam bawah sadar akan keluar dengan sendirinya. Karena tulisan itu
tidak mati, tulisan itu juga mengandung tumpahan emosi. Menulis bisa
menjadi katarsis dalam diri manusia yang mampu menyembuhkan segala hal
yang menyumbat dalam dirinya. Luar biasa ya?
Karena itu, menulis
lebih pada kenikmatan diri. Menikmati sebuah kegiatan yang membuat kita
merasa nyaman, tenang dan bahagia. Lalu berbagi dengan keluarga, kerabat
dan lingkungan sekitar. Menularkan segala kebahagiaan. Sungguh dunia
cerah ya? kita jadi lebih mampu mensyukuri apa yang kita punya. Bahkan
seorang anak yang terbiasa menulis sejak kecil akan mampu tumbuh menjadi
pribadi yang lebih kreatif, terlepas apapun profesinya nanti.
Lalu,
apa itu penulis? Penulis adalah seseorang yang menjalani profesinya
dengan menulis. Jadi, sesungguhnya yang sudah terbiasa menulis itu ya
penulis. Terlepas apakah dia menjalaninya hanya paruh waktu atau penuh.
Terlepas dia menjalaninya hanya untuk kesenangan atau mencari nafkah.
Semua sah-sah saja. Ada yang mengatakan, jika materi dan nama akan
mengikuti bagi yang menulis dengan sepenuh hati. Memangnya penulis
terkenal pernah tahu akan jadi terkenal? Memangya ada yang bisa meramal
karyanya bakal meledak? Rasanya tak ada ya, hanya ada harapan dan doa
yang tentu saja boleh dimiliki oleh setiap orang. Jadi kebanggaan dan
kebahagiaan materi itu akan datang dengan sendirinya jika sudah menjadi
rezeki.
Terlepas dari itu semua, kita juga harus memiliki target
hendak menjadi penulis yang bagaimana, yang seperti apa? Mengarah ke
genre apa? Hingga kita bisa beda dan punya ciri khas. Kita pun harus
mulai membangun image diri ingin dipandang berkarya di lini mana? Semua
itu akan berproses jika kita konsisten. Karena itu, proses menjadi
sangat penting dalam menulis dan mengembangkan diri jika hendak menjadi
penulis. Bergabung di sebuah komunitas menulis bisa memberi motivasi dan
mengikuti pelatihan di sebuah training center jika ingin menambah ilmu
dan memicu semangat. Jangan pernah puas, jangan pernah berhenti belajar,
maka kita tak akan pernah berhenti berkarya.
Salam semangat...
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/komunitas/women-script-co/13/03/14/mjn3d4-menulis-atau-menjadi-penulis
No comments:
Post a Comment