Friday 2 January 2015

2 Januari 2015, 21:41

1 Januari 2015, 06:22

Semalam, seperti yang terjadi tahun lalu (dan tahun sebelumnya, dan tahun sebelumnya lagi) dunia seolah meledak-ledak oleh kembang api.

Oke. Bukan dunia. But still.

Orang-orang merayakan tahun baru karena bagi mereka itu menyimbolkan awal yang baru. Saatnya menutup buku lama dan mengisi satu lagi yang masih kosong. Saatnya meninggalkan masa lalu dan menyongsong masa depan, semoga yang lebih baik.

Tapi harapan tinggal harapan.

Pada tanggal 3 Januari (atau pada saat orang-orang sudah masuk kerja dan sekolah) apa yang orang-orang cita-citakan di tahun baru telah terlupakan. Tidak lagi mereka bertekad untuk rutin berolahraga, meninggalkan hal-hal yang buruk, menjadi orang yang lebih aktif, lebih berani, dan rela melakukan apapun demi mencapai mimpinya.

Segera setelah hype tahun baru reda, kita akan kembali terbentur dengan banyak hal: sekolah, kantor, kewajiban, dan yang paling utama; ketakutan.

It's okay to be afraid, it's not okay when you give in and use it as an excuse. Jangan biarkan rasa takut menghentikanmu dari melakukan apa yang kau inginkan; menjadi apa yang kau inginkan. Berusaha untuk tidak takut sama saja seperti berusaha untuk tidak bernapas; sama saja seperti berusaha untuk tidak hidup dan tidak menjadi manusia. Rasa takut itu alami. Rasa takut adalah sebuah pengingat bahwa jantungmu masih berdenyut memompa darah ke seluruh tubuhmu. Rasa takut mengingatkanmu atas batasan-batasanmu dan bagaimana cara mendobraknya. Hadapi rasa takutmu.

Perayaan tahun baru memberimu kepercayaan diri sesaat bahwa kamu mampu mengejar mimpimu. Tapi setelah perayaan itu selesai, lalu apa? Apakah kau masih yakin? Apakah kau masih percaya? Banyak orang percaya, "new year, new me". Tapi apakah kau berubah sekadar melarikan diri dari masa lalumu? Kalau kau sungguh-sungguh ingin berubah, kau akan berdamai dengan masa lalumu. Kau akan membuka diri pada kesalahan yang pernah kau lakukan dan begitu pula kebaikan. Kau akan memaafkan orang-orang yang telah menyakitimu, secara sadar ataupun tidak, bahkan meski mereka tidak pernah mengucap maaf. Kau akan menyadari bahwa orang lain bukanlah kamu, dan cara tiap individu memandang dan bereaksi pada hal berbeda-beda. Kau akan menerima itu. Kau akan menyadari bahwa rasa takut bukanlah batas dan pikiranmu bukanlah musuh melainkan sekutu yang harus kau jadikan teman terbaikmu, begitu pula hatimu. Kalau kau benar-benar ingin berubah, kau akan bercermin (tidak secara harfiah - meski boleh juga sih) dan melihat semua kelebihan dan kekuranganmu, lalu menerima keduanya sebagai bagian dari siapa dirimu. Kalau kau telah melakukannya, kau akan berusaha mengenal dirimu lebih jauh. Saat itu kau akan menyadari apa yang baik untukmu dan apa yang tidak. Kau akan berani mengambil keputusan untuk dirimu sendiri.

Menjadi "new me" adalah perjalanan yang panjang dan melelahkan. Banyak rintangan yang menghadang dan banyak keraguan yang datang. Pada satu titik mungkin kau akan harus menghadapi ketakutan terbesarmu. Menjadi "new me" tidak semudah menuliskannya karena itu melibatkan masa lalu dan masa kini dengan hasil yang akan berefek pada masa depan.

Tahun baru bukan apa-apa kecuali satu lagi alasan yang orang buat untuk berfoya-foya, melarikan diri dari kenyataan sejenak bersama orang-orang tercinta. Sebuah seremoni dengan efek yang tidak bertahan lebih dari beberapa jam. Semua hal yang kau cita-citakan tidak akan menjadi nyata dalam sekejap pada perayaan tahun baru. Kau harus merealisasikannya sepanjang tahun, bahkan mungkin hingga tahun depan. Tapi kalau kau sungguh menginginkannya, kau akan mengejarnya. Kau tidak akan membiarkan apapun menghalangimu. Kau akan menemukan jalan. Tapi kalau kau tidak sungguh menginginkannya, kau akan menemukan alasan mengapa kau tidak bisa mengejar mimpimu.

Perubahan memerlukan waktu. Keberanian untuk menghadapi rasa takut, tekad baja untuk menghadapi masa lalu, dan kenekatan untuk meraih mimpi. It doesn't happen overnight. New year is nothing but another ceremony to burn your money.

Dan itulah mengapa aku tidak menganggap malam tahun baru any different than malam-malam lainnya. Yah, selain petasan dan terompetnya. Setiap hari adalah awal yang baru, bukan cuma tahun baru. You want to make changes? Mulai dari sekarang. Gak perlu nunggu bulan baru atau tahun baru. Ketika manusia akhirnya menyadari bahwa segala hal yang mereka cita-citakan di perayaan tahun baru dapat pula mereka impikan dan kejar di hari-hari biasa, hype perayaan tahun baru mungkin nggak akan sebesar ini.

Intinya, itu adalah mengapa bagiku tahun baru nggak spesial-spesial amat. Cuma angka yang berganti. Setiap hari pun terjadi.

No comments:

Post a Comment