Sunday 26 August 2012

Books and Films Taught Me...

THE HUNGER GAMES taught me that no matter how bad your life is, there's always hope and things can go better than before, it just took some time.

TWILIGHT SAGA taught me that you can be more powerful and stronger than you ever thought you are when you fight for love and protecting the ones you love.

THE LORIEN LEGACIES taught me that sometimes we have to stop running from our problems and we have to fight them back.

DADDY LONG LEGS and DEAR ENEMY taught me that orphans are just ordinary children that have dreams too, and we shouldn't stop dreaming, believing, and keep trying to get what we want.

UGLIES taught me that no one is really pretty nor ugly. All that made that is ourselves, inside, in our heart.

IF I STAY taught me that life's too short to waste our times, and that everything's precious to us we can lost them as easy as blinking.

DIVERGENT taught me that sometimes we have to face our worst nightmare and we have to step out of our safe area to know what adventure is.

HARRY POTTER taught me that with belief in ourselves and will, we can beat our darkest enemy.

THINGS I KNOW ABOUT LOVE taught me that having a bad disease doesn't mean your life is over. You just gotta fight it.

FINDING NEMO taught me that you would do anything just to find someone you love and someone you really care for... and that it's bad not to listen to your dad.

STREETDANCE taught me that there's always unity in diversity.

STEP UPS taught me that just with one move, you can change all yourself into someone you really are.

FRAGILE ETERNITY taught me how much you would sacrifice when you love someone, even if it cost your life and your freedom.

THE MORTAL INSTRUMENTS and INFERNAL DEVICES taught me that all you have to do is believing first, then comes power.

TOTAL RECALL taught me that you mustn't mess with your head, and that finding out who you really are is hard but not impossible.

FIRST COMES MARRIAGE taught me that happiness' should be depends on us, because if not, it'll be too fragile and will just burdening the people that we love.

THE LOVELY BONES taught me that sometimes to be happy, all we have to do is just letting go.

SKULDUGGERY PLEASANT taught me how important it is to always be vigilant, carefully bring ourselves no matter where we are.

DORK DIARIES taught me that no friendship is instantly strong. It takes patience, trust, and time for us to talk and listen to each other.

KIKI STRIKE taught me how courageous are we needed when facing something really scary, deadly, yet you're the only hope.

THERAPY taught me that sometimes, running away from reality are the best way to avoid something that we hate when there's no way out.

BEAUTIFUL MALICE taught me that when insanity meets malice, the only way to avoid is just to ignore it.

MONSTER HIGH taught me that you can't really just judge a book by its cover, because you might be missing something so beautiful.

Finally, WALT DISNEY'S taught me to never stop believing.

Friday 17 August 2012

Pure Shock part II

Apakah cicak albino kembali padaku untuk berbaikan dan minum teh denganku? SALAH!
Jadi dia kembali karena ingin menggelitiki aku, belum puas dengan pembalasannya? SALAH LAGI!
Kalau begitu, cicak albino ngasih hantaran parsel lebaran? LAGI-LAGI SALAH!

Tebali.
Miringi.
Garis bawahi.

Aku salah tulis nama.

WHAT AN EMBARRASSMENT!!!!
MENTALLY HARASSMENT!!!
MISCHIEVOUS AMUSEMENT!!
CEMENT! <--apaan nih...

BEEP.

Aku ini orang yang dari dulu gak pernah bisa fokus cuma pada satu hal. Aku ini multitasking girl (baca: screwing up several things at once). Eh, BUKAN! Bukan itu! Maksudku aku bisa melakukan beberapa hal secara bersamaan! Aku bisa makan sambil nulis sambil mikir hal yang berbeda-beda. Itu cuma contoh. Yah, kadang berhasil kadang juga nggak. Tapi intinya aku gak bisa fokus cuma sama satu hal. Um, bisa sih, tapiii gak dalam jangka waktu lama. Begitulah. Dan kali ini aku ngerjain tiga proyek sekaligus (mungkin ini yang bikin aku gak pernah benar-benar nyelesain novel dalam arti betul-betul memuaskanku... ini dan sikap perfeksionisku): The Salvatores, d'Matrix, dan Infernum Caelum. Diurut berdasarkan importansinya dan urutan pembentukan ide.

Dan aku lagi ngerjain proyek 3 (IC) dengan pikiran yang lagi rada gak konsen. Dan maksudku dengan 'rada gak konsen' bukannya karena aku lagi mikir hal lain--itu udah biasa, kan--tapi karena... yaaaa, lagi gak konsen aja. Susah ngejelasinnya .___. Oh! Gini ngejelasinnya: Biasanya aku walau mikir beberapa hal sekaligus, punya tingkat konsen yang bikin aku bisa melakukan hal-hal itu secara bersamaan, kadang ada yang lebih tinggi tingkatnya, sementara yang tadi ituuu tingkat konsentrasi IC nyaris 0%, intinya udah gak konsen banget deh. Jadi ketik ketik ketik ketik ketik sampai aku sadar...

Kenapa nama tokoh utamanya jadi Michael?

Eh? Tunggu, tunggu, Michael itu siapa?

Di Infernum Caelum ada Michael?

Bukannya Michael adanya di The Salvatores?

Dengan jiwaku yang unyu dan polos dan rada nggak konsen, aku baca dari awal (berhubung IC masih baru, jadi baru ada beberapa halaman). Beneran dibaca, lho. Bukan cuma sekadar lirik sebentar per baris, tapi betul-betul dibaca. Sampe akhirnya aku balik lagi ke halaman yang terakhir tadi itu.

Di mana nama si tokoh utama jadi Michael.

Di mana aku bingung.

Di mana aku cengok.

Terus aku baru sadar... KENAPA MICHAEL YANG SEBENARNYA NGGAK PENTING-PENTING AMAT TIBA-TIBA JADI TOKOH SUPER PENTING!!!!!!!??????????????

*Michael on background: Huwaaaa.... Adit jahat niiiihh!*

Jadi kenapa bisa? Apa tadi ada bagian yang terlewatkan olehku? Apa sebenarnya di benakku, aku udah jadiin Mikey tokoh utama? Tokoh penting? Apa aku yakin Mikey bisa mengatasi ledakan nuklir? Apa Mikey beneran bisa jadi pemimpin? Apa pada saat harus menghadapi lawan aku percaya bahwa Mikey akan bisa menantang mereka satu per satu seperti yang mungkin Alfred lakukan? Iya?

NGGAK! *jleggeeeeeerr!*

Michael-ku yang manis, lembut, baik hati, gentle, ramah, dan penyayang GAK MUNGKIN bisa begitu!!

Harusnya... instead of nantangin lawan, Michael tuh akan...

"Memang apa bagusnya dari perselisihan? Maksudku, perdebatan memang baik, karena mengutarakan pendapat itu memang penting, tapi kenapa sampai terjadi perkelahian, bahkan perang? Memang apa bagusnya itu semua? Apa dengan itu hidup kalian lebih aman, lebih tentram? Aku nggak naif, nggak ada yang namanya perdamaian abadi, tapi dunia yang terbebas dari perang memang bisa tercipta, blablabla..."

*Lawannya diam terpaku dengan sound fx angin yang berhembus di belakang*

Aaaaahh, iyaaaa, begitulah seharusnya Michael...

*Mikey: Eeeeh, Adit yakin aku kayak gitu? ._.*

JADI KENAPA DIA TIBA-TIBA MENJADI SEORANG TOKOH UTAMA YANG AMBISIUS DAN RADA-RADA BERDARAH DINGIN HAAAAAAHHH!!!!!!?????? *lempar Sebastian*

Dan di situ aku baru sadar...

Aku salah tulis nama.

Ah.

BUEGOOOOOOOOO.......................!!!!! *jedokin kepala*

Yah, begitulah, entah kenapa hari ini aku lebih lemot satu tingkat ketimbang biasanya.

Seperti keluar rumah tanpa bawa uang.
Pergi ke Pizza Hut Delivery untuk beli pizza melalui jalan terdekat, tapi gak ambil uang di ATM.
Masuk ke ATM BCA padahal kartu ATM itu kartu BRI.
Masukin nama Michael ke IC padahal dia tokoh TS.
Dan lain-lain.
Makanya...

HIDUP LEMOT...!!

Monday 13 August 2012

The Revenge of a CICAK!

It was a pure shock...

PU-RE SH-OCK.

KE-TER-KE-JU-TAN MUR-NI.

Aaaaaaggghhh........!! Setelah ini, bagaimana mungkin aku bisa gak percaya pada hukum karma dan hukum kausalitas!?

Jadi ceritanya beberapa dini hari lalu sewaktu lagi sahur, aku lihat ada cicak di bawah dispenser. Karena iseng sekaligus mau melihat sendiri bagaimana cicak mutusin ekor mereka, pakai gelas kutekan cicak itu. Gak keras-keras amat, kok! Lebih tepatnya aku cuma meletakkan gelasku di atas si cicak albino yang malang, dan, karena gelasnya juga bening, aku gak terlalu takut kalau aku terlalu menekankan kekuatan. Waktu kuangkat, dia mau kabur ke bawah dispenser, tapi kutahan ekornya. Gak berapa lama, ekornya berhenti goyang, dan kukira ekornya udah diputus. Begitu kuangkat gelasku... ekor itu kabur.

Sip.

Dan tadi siang, aku ditinggal sendiri di rumah. Nenek pergi keluar sebentar, Adrian entah ke mana, ibu kayaknya pergi kerja. Waktu aku mau ke kamar mandi, aku harus ngelewatin pintu tengah karena rumah ini tuh terbagi jadi dua bagian: bagian depan (kamar tidur + ruang makan + ruang TV + ruang tamu) dan bagian belakang (dapur + kamar mandi). Persis begitu aku buka pintu tengah dan berada tepat di bawahnya...

"HUWAAAAA........!!!!"

...Sang cicak albino (karena badan dia putih) telah kembali untuk menuntut balas!!!

[AUTO REPLAY IN SLOW MOTION]
Ckrekk... [pintu dibuka]
Aku melangkahkan kaki.
Shyuuuungg....... [sang cicak jatuh dengan free style]
Pluk. [jatuh persis di atas kepalaku]
"Huuu~wwaaaaaa . . . . . . . . . . ! !" [sengaja pakek spasi biar slow-nya lebih kerasa]
Bung bung bung [aku ngegelengin kepala biar apapun yang ada di kepalaku itu jatuh]
Plek. [cicak albino mendarat dengan mulus di lantai menjejak mantap di atas kaki-kakinya]
Jiiit. [aku dan cicak albino saling bertatapan]
Bweeeeekk! [cicak albino menjulurkan lidah]
Phstt! [cicak albino berlari menuju kakiku]
"Aaaaa~hh . . . . . . . !" [kalian tahu kenapa ada spasinya]
Jdugh! [kakiku ngebentur kulkas yang ada persis di samping pintu tengah]
"Aaaaaaa~uuuuu~cchh . . . . . . . . . . . ! !" [bayangkan aku sambil melompat-lompat ala film komedi]
Phsung! [cicak albino kabur]

Jadi begitulah kira-kira kronologi kejadiannya.

Entertain much? -,-

Sejak saat itulah aku berpikir bahwa yang namanya hukum kausalitas dan hukum karma itu pastinya ada. Dan bahwa gak cuma manusia yang memiliki nafsu dan keinginan membalas, melainkan cicak juga. Semua makhluk hidup pasti ada rasa ingin membalas, terutama ke manusia yang nyebelin. Aku gak nyebelin, aku cuma remaja unyu yang penuh rasa ingin tahu dan telah menuai hasil dari benih yang kusebar beberapa hari lalu.

Mulailah memperlakukan para cicak dengan perikecicakan!

Wassalam.

Audiences

I was tracking who sees my blog, then when I looked into the 'audience stats', you guys guess. The audiences of this blog isn't just from USA and Indonesia anymore! There was, Russia, Germany, South Korea, and Thailand!

Entry ----------- Pageviews
United States ----- 209
Indonesia --------- 197
Russia ------------ 6
Germany ---------- 1
South Korea ------- 1
Thailand ---------- 1

I can hardly believe this! Okay, there's audiences from Russia and Germany sometimes, but never from other Asians! Maybe it's just a little thingy, but I do appreciate this, guys. Thank you so much for viewing my blog. Well maybe this is not the one blog you're looking for, but thank you! ...For lost then get into here. Haha. And for those of you who didn't lost and really are looking for my blog, thank you to you too! I'll keep up my writings! Just feel free to comment and ask. Also, you may contact me at d.armandouth@gmail.com or, if you're using BlackBerries, you may add me in 22c7f9eb. Lurv y'all! :*

P.S: Help me to share this page? Thank youuuu! ;D

A Little Thing to Say About 'Typos'

Apa itu Typo?
 Typo, singkatan dari Typographycal Error. Yang artinya mendefinisikan kesalahan saat penulisan atau salah tulis. Typo menjadi penting untuk dihindari karena perbedaan satu kata dalam kalimat dapat mengubah keseluruhan makna. Perbedaan satu kata dapat membuat perbedaan makna.
contoh :

"Sayang" dan "kayang" ._.
"Curmbling" and "crumbling"
"It's" and "its"
"Sometimes" and "soemtimes"
"Ubah" dan "rubah"

See the differences?

Typo sangat penting untuk dihindari. Kalau diingat dan dipikirkan, tentunya Typo sangat ekstrim karena Typo dapat mengubah persepsi orang kepada dirimu. Secara alamiah, kita menilai manusia lain berdasarkan informasi yang kita dapat tentang manusia tersebut. Berdasarkan yang kita rasakan, yang kita dengar, yang kita baca, yang kita cium, dan yang kita lihat mengenainya.

Itulah mengapa typo matters. Sebuah blog dengan ide yang brilian, penyampaian yang cerdas dan mudah dimengerti, desain yang manis, tapi terdapat typo di sana-sini? Seperti melihat wanita pengusaha seksi berpakaian rapi dan bertubuh wangi yang  menyampaikan presentasi jenius ala Oprah Winfrey tapi lupa memakai kaus kaki di kaki kirinya. Konyol gak tuh?

It makes you looks unprofessional right?

Mari mencegah typo!

Caranya reblog this yo :-)
Sumber: http://brainrefresher.blogspot.com/ (dengan pengeditan seperlunya).

Nasibnya Cassie...

Oh iya, aku lupa bilang, ya? Naskah perdanaku, naskah pertama yang selesai dan gak cuma setengah jadi, naskah yang waktu tanggal empat Desember kukirimkan ke penerbit, itu ditolak.

Iya, ditolak. *faceless*

Alasan penolakannya adalah: Fiksi fantasi lokal masih agak diragukan bisa bersaing dengan fiksi fantasi terjemahan.

HUWEEEEEEEEEEE...............................................................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kira-kira begitulah reaksiku tiga puluh detik pertama setelah penolakan. Detik ketigapuluh satu, aku mikir, "Jadi fiksinya kurang kuat, ya?"

Semenit kemudian, aku mikir lagi, "Iya sih, novel lokal kebanyakannya teenlit atau chicklit atau faksi gitu. Yang fiksi-fantasinya masih rada jarang."

Detik berikutnya, "Eh? Berarti editornya udah baca naskahku, ya?"

Aku jejingkrakan.

Habis itu aku mikir lagi, "Tunggu, tapi alasannya begitu. Aku kan nyertain sinopsis. Gimana kalau cuma dari sinopsis mereka (pihak penerbit) memutuskan bahwa genre novelku itu fiksi fantasi--which is emang iya? Jadi cuma baca sinopsisnya doang? Apalagi gak ada koreksi apapun. Ini gimana, ya?"

Capek mikir, akhirnya aku ngomong keras-keras, "Jadi kelemahan naskah aku di mana?"

Aku gak perlu nyalain Sebastian (netbook) untuk mencari kesalahan dan kekurangan dalam naskahku. Setelah berkali-kali baca ulang + revisi yang seolah tiada akhir (FYI, sekarang aku lagi ngerevisi naskahku untuk yang ketiga kalinya--naskah yang sama!), aku udah hafal isinya, bahkan sampai ke kalimat-kalimatnya. Hiiiy, kutukan yang mengerikan!

Oke, kekurangan naskahku:
poin pertama (ting!): Konfliknya gak jelas
poin kedua (ting!): Penokohannya kurang kuat
poin ketiga (ting!): Ceritanya seringkali ngolar-ngidul
poin keempat (ting!): Ada beberapa ketidak konsistenansi sikon alias situasi/kondisi
poin kelima (ting!): Meskipun itu trilogi, akhir yang menggantungnya kurang greget jadi males baca lanjutannya.

Well, itu yang kulihat dari kacamata pembaca. Kalau baca ulang naskahku aku sebisa mungkin gak pakai kacamata penulis tapi kacamata pembaca, supaya apa yang mungkin menurut 'penulis' asik ternyata bisa berbeda menurut 'pembaca'. Ya gitu deh. Dan sisi diriku yang perfeksionis juga turut ambil andil dalam pengeditan naskah yang selalu aja diulangi lagi. Ah, aku bukannya ngedit/revisi naskah sampai tengah terus berhenti lalu balik ke awal lagi, lho. Aku selalu sampai akhir, terus balik ke awal kalau belum puas. Sampai akhir, balik lagi ke awal. Begitu terus berulang-ulang, sampai aku sendiri capek tapi akunya belum puas! Dan jadilah...

Jadi gitu deh, nasibnya Cassie (si protagonis) adalah: Tersimpan dengan aman dulu di flashdisk (TT_TT)

Saturday 11 August 2012

Lana del Rey - Born to Die

Okay, I've told you bahwa videonya gak recommended untuk ditonton, tapi yah... kayaknya gak pol aja gitu kalau cuma liriknya. Oh, betewe, kalian bisa lihat video musik + lirik lagu Christina Perri - Jar of Hearts di sini


Lana del Rey - Born to Die

Feet don’t fail me now
Take me to the finish line
Oh my heart it breaks every step that I take
But I’m hoping at the gates,
They’ll tell me that you’re mine

Walking through the city streets
Is it by mistake or design
I feel so alone on the Friday nights
Can you make it feel like home, if I tell you you’re mine
It's like I told you honey

Don’t make me sad, don’t make me cry
Sometimes love is not enough and the road gets tough
I don’t know why
Keep making me laugh
Let’s go get high
The road is long, we carry on
Try to have fun in the meantime

Come on take a walk on the wild side
Let me kiss you hard in the pouring rain
You like your girls insane
Choose your last words, this is the last time
Cause you and I, we were born to die

Lost but now I am found
I can see but once I was blind
I was so confused as a little child
Trying to take what I could get
Scared that I couldn't find
All the answers honey

Don’t make me sad, don’t make me cry
Sometimes love is not enough and the road gets tough
I don’t know why
Keep making me laugh
Let's go get high
The road is long, we carry on
Try to have fun in the meantime

Come on take a walk on the wild side
Let me kiss you hard in the pouring rain
You like your girls insane
Choose your last words,
This is the last time
Cause you and I
We were born to die

We were born to die
We were born to die

Come on and take a walk on the wild side
Let me kiss you hard in the pouring rain
You like your girls insane

Don’t make me sad, don’t make me cry
Sometimes love is not enough and the road gets tough
I don’t know why
Keep making me laugh
Let's go get high
The road is long, we carry on
Try to have fun in the meantime

Come on take a walk on the wild side
Let me kiss you hard in the pouring rain
You like your girls insane...
Choose your last words,
This is the last time
Cause you and I
We were born to die

Christina Perri - Jar of Hearts

Well aku udah bilang kan, aku lagi suka sama lagu ini? Jadi aku post di sini video + lirik lagunya. Enak banget lhoooowh (>w<)


Christina Perri - Jar of Hearts

No, I can't take one more step towards you
'Cause all that's waiting is regret
Don't you know I'm not your ghost anymore
You lost the love I loved the most

I learned to live half alive
And now you want me one more time

And who do you think you are?
Runnin' 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Who do you think you are?

I hear you're asking all around
If I am anywhere to be found
But I have grown too strong
To ever fall back in your arms

I've learned to live half alive
And now you want me one more time

And who do you think you are?
Runnin' 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Who do you think you are?

Dear, it took so long just to feel alright
Remember how to put back the light in my eyes
I wish I had missed the first time that we kissed
'Cause you broke all your promises
And now you're back
You don't get to get me back

And who do you think you are?
Runnin' 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Don't come back at all


Who do you think you are?
Runnin' 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
Tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
Don't come back for me
Don't come back at all

Who do you think you are?
Who do you think you are?
Who do you think you are?

It's the Dark Ones!

Akhir-akhir ini aku lagi suka sama Christina Perri dan Lana del Rey, nih.

Well, pertama kali aku dengar Christina Perri secara sadar adalah waktu aku search lagu A Thousand Years di YouTube. Kenapa secara sadar? Karena setelah mendengar lagu itu, aku baru sadar bahwa akhir-akhir ini lagu itu tuh lagi sering banget diputer di mana-mana, dan aku nggak pernah tau bahwa itu tuh Christina Perri. Jadi aku udah sering denger lagu itu sebenernya, cuma secara nggak sadar, gitu deh. Terus aku liat video Jar of Hearts. Buatku sih bagus, keren bahkan. Dalem gitu. Dan suaranya Christina itu lho... Awalnya kudengar sih kayak yang nggak berkarater gitu suaranya. Bukannya datar sih, cuma kayak gak ada keunikan tersendiri gitu. Misalnya kayak Lady Gaga, Katy Perry, atau bahkan Ellie Goulding, sekali denger tuh langsung ngeh siapa penyanyinya, soalnya suara mereka khas gitu, sementara Christina nggak. Tapi setelah lama didenger... baru deh kerasa kekhasannya (olehku). Hehe, entah akunya yang lemot apa gimana.

Jadi yang kutangkep tuh, karakter suaranya Christina, yaaaah, dark-dark gimanaaaaa gitu. Rada berat tapi nggak berat banget. Jadi sekilas mirip gloomy gitu, cuma nggak gloomy banget, jadi jatuhnya dark. Menurutku itulah ciri khasnya dia, dark yet strong. Beda lagi sama Lana del Rey. Kalau Lana, suaranya itu males-males dalem, jadinya lazy yet powerful. Dua-duanya punya tipe suara dark yang jirgilakerenabis gituuuu..... Kyapiiiii (>w<)/

Yah, emang sih, aku baru denger lagunya Christina A Thousand Years sama Jar of Hearts doang, dan Lana apalagi, cuma Born to Die, tapi dua-duanya keren! Yaaaah video Born to Die gak begitu kurekomendasikan untuk ditonton, tapi memang menjelaskan maksud dari lagunya gitu. Cause you and I... we were born to die.

Aaaaaah, I'm in love with both of them (-w-)

Thursday 9 August 2012

Salon + Tattoo and Piercings Studio?

Jadi, dulu aku tuh sempet terobsesi banget sama tato. Well, menurutku dulu - dan sampai sekarang - tato itu keren. Tapi gak keren kalau design yang salah, tato berwarna yang luntur dan diabaikan, atau bahkan sebadan penuh dengan tato yang, yah, gambarnya gitu-gitu aja. Udahlah badan penuh oleh tato, tatonya juga kebanyakan tanpa makna. Iyuuuuwh banget deh. Yaaa, intinya, menurutku tato itu keren selama gak berlebihan banget. Minimal memang ada nilai artistiknya. Kalau cuma gambar-gambar tanpa makna yang saling berimpitan sih males banget...

Anyway, seiring waktu berlalu, aku juga jadi gak terlalu terobsesi sama tato, tapi masih tetap suka. Aku bahkan udah bikin perjanjian sama ibu: Aku boleh bikin tindikan atau menato badan kalau udah berumur 21 tahun. Which, by the way, only 6 years 10 months and 22 days to go  terhitung dari sekarang. Yay!

Emang sih, aku sempet ragu juga mau bikin tato. Banyak yang bilang bahwa tato itu gak boleh, tapi menurutku sih gak apa-apa selama gak di tempat yang kena air wudhu. Yah itu pendapatku sih. Yang bikin aku ragu adalah waktu aku lihat-lihat buku Illuminati/Freemason yang dilengkapi lambang-lambang bikinan mereka itu, ternyata beberapa gambar yang kuincar kujadikan tato di masa depan termasuk! Oh no! Gue kan anti-Illuminati! Jadi masa iya aku masang salah satu (dua, bahkan!) lambang ciptaan mereka di badanku? Tidaaaaaaakk......!!

Jadi sempet diurungkan juga niat itu. :|

Tapi tak ada banjir bandang tak ada tsunami (eh, ada ding beberapa waktu lalu di SumUt apa SumBar gitu) aku kepengin punya salon + studio tato dan tindikan. Kan kayaknya keren tuh. Udah gitu aku kan lumayan suka gambar, mana tau aku bisa jadi tattoo designer. Well, oke, maybe the salon thingy is a little bit too much, tapi aku tetap pengin punya studio tato dan tindik, mengingat aku sendiri kepengin ditato dan ditindik. Dan meskipun, yaaah, aku masih remaja (aku menolak disebut anak kecil!) dan jalan ke sana pasti masih jauh, aku udah mikirin apa aja yang kemungkinan harus disiapkan untuk itu. Modalnya gimana, pekerjanya gimana... karena kayaknya gak mungkin aku kerja sendirian. Kalau tempatnya kecil sih, bisa, tapi kalau udah berkembang kan karyawan kudu nambah juga.

Dan walau itu memang masih lama banget, aku udah bersumpah dalam hati: Aku gak akan pernah pakai jarum yang sama lebih dari sekali.

Umm, kesannya mungkin jadi buang-buang uang, ya? Tapi aku gak mau kalau misalnya ada orang yang datang ke studioku, dan ternyata dia terinfeksi penyakit apalah yang mungkin diidap sama pengguna jarum yang sebelumnya. Penggunaan jarum baru, yah, emang gak 100% pasti higienis, I admit that, tapi senggaknya udah masuk sekitar 88%... mungkin. Tapi bener kok, penggunaan jarum baru untuk orang yang berbeda itu harus. Karena kalau pakai jarum yang sama dua kali atau bahkan lebih, misalnya si pelanggan A punya penyakit HIV, pelanggan B tetanus (eh, tetanus tuh ditularkan dari darah bukan sih?), dan pelanggan C sehat. Tapi mereka pakai jarum yang sama. Sakit semua. Kecuali kalau yang pakai duluan pelanggan C. Tapi tetep aja gak boleh. Sekali pakai buang, jarum itu. Untuk menjaga profesionalisme!

Omong-omong, kalau studio kayak gitu pasti butuh sertifikat, kan? Sertifikat kesehatan? Tapi sudahlah, yang itu diurus ntar aja dulu. Untuk tempat, umm, kupikir sih kalau tempatnya disatukan dengan rumah tinggal asik juga. Jadi rumah dua tingkat, tingkat bawah untuk studionya dan tingkat atas tempat tinggalnya. Teruuus karena aku cewek kan harus ada pengaman tuh. Misalnya aku selain bikin sertifikat kesehatan juga bikin sertifikat senjata. Kan lumayan bisa nyimpen senapan dalam rumah, keren gak tuh. Huehehe... Atau bisa juga sih, misalnya tangga yang menuju ke atas itu ada di ruangan terpisah dan ruangannya itu kukunci. Bisa aja siiih.

Habis itu aku kepikiran lagi, masa iya tatonya mau begitu-begitu aja? Kayak, yah, gak ada yang lain, gitu? Dan kalau kupikir sih setiap tattoo designer pasti punya desain pribadi, kan? Yaaah, semacam tato yang cuma ada satu di dunia, gitu. Jadi mereka punya desain buatan sendiri, dan kalau ada pelanggan yang mau 'ngambil' gambar itu dan dia tatokan di badan (dengan harga yang merogoh kocek cukup sampai sangat dalam, tentunya), setelah gambar itu selesai ditatokan, gambar itu gak akan bisa dipakai lagi. Sold. Walau ditawar berapa juta pun karena tato itu cuma ada satu di dunia gak akan digambar di badan orang lain lagi. Yah, kalau aku sih, kupikir akan begitu. Gak tau, siapa tau ada tattoo designer yang kalah sama uang? Mungkin.

Omong-omong, menurutku, kalau udah cukup besar, maka studioku akan punya tiga ruangan khusus untuk bekerja. Kalau cuma satu, ntar lama nunggu dong. Jadi ada tiga. Kalau bisa lebih malah alhamdulillah. Terus ada satu ruangan khusus buatku, ruangan bos gitu, hehehe. Sekarang yang kupikirkan adalah: Kalau nindik, bisa gak di luar aja? Maksudku, kalau untuk tato kan ada ruangannya, yang dijaga bersih dan higienis, sebelas/dua belas lah sama ruangan rumah sakit. Nah, kalau nindik harus gitu juga apa bisa di luarnya aja, gak perlu ruang khusus gitu? Kayaknya kalau untuk tindik mah bisa, ya. Buktinya aku pernah ditindik di mall. Nindik telinga sendiri di rumah juga pernah, pakai peniti, tapi sekarang lubangnya udah ketutup .___.

Jam kerja yang wajar aja deh, jam sepuluh pagi sampai jam sepuluh malam (tapi tamu diterima cuma sampai jam delapan). Maksudnya adalah, setelah jam delapan, technically studio udah tutup, tapi tamu-tamu yang udah datang sebelum jam delapan masih bisa dilayani sampai tato/tindiknya selesai. Salon juga gitu, kan? Kenapa aku berani sampai malam, jam sepuluh? Yah aku pasti udah dewasa kan pada saat itu, paling muda mungkin <25 tahun, tapi minimal aku juga tahu kan gimana mempertahankan diri (in case kalau-kalau ada yang macem-macem). Lagian aku kan di studio tato dan tindik, senjataku ada banyak, hohoho...

Oh iya, aku kan pengin punya studio tato, dan itu didasari dari aku yang pengin punya tato. Kupikir sih, aku mau punya tato di tengkuk (I've made the design, yippie!), dan lengan atas; terserah mau kanan apa kiri. Kalau yang di lengan sih kemungkinan nama/quotes. Atau bisa juga lambang apalah gitu, lambang Penyelamat atau faksi Candor atau gambar pin Mockingjay (yang udah baca/ngobrol sama aku tentang novelku, baca Divergent, dan baca The Hunger Games pasti ngerti). Kalau tindiiiiik..... Aku selalu membayangkannya adalah di telinga kiriku, tindikannya cukup satu aja di daun telinga. Di telinga kanan baru deeeeeehh....... Silakan bayangkan sendiri yawh. Daaaaaaaaan sebenernya aku juga pengin punya rambut yang beda gitu. Entah unik entah aneh. Aku selalu pengin punya rambut yang dipotong pendek kayak rambut cowok, tapi punya poni samping (yang emang cuma ada di samping karena sisi lainnya ya dipotong pendek) di sebelah kiri yang panjang sampai ke dagu. Jadi satu-satunya bagian rambutku yang panjang itu ya di poniku itu. Terus diwarnai hijau atau warna ngejreng yang lain... Wiihiiiiii.....!!

Sayangnya rambutku gak lurus jadi gak cocok dengan model itu :(

However, aku masih tetap menginginkan rambut dengan warna yang WTF, tapi sekali lagi, aku gak cocok dengan hijau. Soooo maybe red? Blue? Hmm...

Just wait and see someday I'll have a tattoo and piercing studio by my own \m/

Tuesday 7 August 2012

Back to December

Omong-omong, begitu ngomongin Tommy lagi, entah kenapa aku jadi teringat lagu Taylor Swift - Back to December. For me, it's like mourn in March as I go back to October last year. Well, air mata gak akan mengembalikan Thomas, but I think he deserves not to be forgotten. Unlike his cousin. Yeah...


Taylor Swift - Back to December

I'm so glad you made time to see me
How's life? Tell me, how's your family?
I haven't seen them in a while

You've been good, busier than ever
We small talk, work and the weather
Your guard is up, and I know why

Because the last time you saw me
Is still burned in the back of your mind
You gave me roses, and I left them there to die

So this is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December all the time
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December all the time

These days, I haven't been sleeping
Staying up, playing back myself leaving
When your birthday passed, and I didn't call

Then I think about summer, all the beautiful times
I watched you laughing from the passenger side
And realized I loved you in the fall

And then the cold came, the dark days
When fear crept into my mind
You gave me all your love, and all I gave you was good bye

So this is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December all the time
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time

I miss your tan skin, your sweet smile
So good to me, so right
And how you held me in your arms that September night
The first time you ever saw me cry

Maybe this is wishful thinking
Probably mindless dreaming
But if we loved again, I swear I'd love you right

I'd go back in time and change it, but I can't
So if the chain is on your door, I understand

This is me swallowing my pride
Standing in front of you, saying I'm sorry for that night
And I go back to December
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I go back to December, turn around and make it alright
I go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time, all the time...

Monday 6 August 2012

Dystopian?

Eh apa banget deh gara-gara akhir-akhir ini bacaanku genrenya dystopian (genre yang mengusung tema masa depan, kadang diceritakan sehabis perang atau kehancuran dahsyat gitu) aku jadinya kebayang-bayang bikin cerita dystopian juga, tapi di Indonesia. Aku juga punya sih satu kerangka setengah jadi dari tema dystopian lamaku, judulnya Peacekeepers, ceritanya tentang anak-anak yang direkrut untuk jadi tentara Penjaga Perdamaian itu. Kenapa anak-anak? Karena dibandingkan orang dewasa, meski mungkin mental mereka gak siap, tapi dengan latihan fisik mereka bisa siap. Dan karena setiap tulang rawan mereka itu diganti dengan sesuatu yang lebih kuat dan gak gampang patah + gen mereka dimutasikan, orang dewasa dianggap kurang cocok untuk hal ini. Ngejelasinnya susah kalau singkat, pasti kudu panjang kali lebar sama dengan tinggi, tapi pokoknya intinya anak-anak dianggap lebih bagus untuk segala macam operasi, mutasi, dan pelatihan untuk jadi Peacekeeper itu :D

Tapi yang Peacekeepers itu settingnya kebanyakan di luar negeri. Well, dibentuknya Peacekeepers sama PBB itu tuh karena perang udah merajalela, Perang Dunia III lah. Setiap negara yang menjadi anggota PBB tuh wajib 'menyumbangkan' anak-anak rekrutan mereka yang usianya antara 14-18 tahun (ada juga yang paling tua sekitar 19-20 tahun, tapi itu bahkan gak sampe 3 orang), termasuk Indonesia juga. Nah, jadi ada dong ceritanya yang berlokasi di Indonesia? Ada, tapi sedikit. Sementara yang aku bayangin itu, yang menghantui benakku itu, pure di Indonesia. Yah, kebiasaan lama, jadi pasti unsur luar negerinya ada. Entah mungkin ada blasteran atau dari nama. Sejauh ini sih yang kubayangkan satu nama: Sofie untuk tokoh utamanya. Kenapa Sofie? Karena menurutku nama itu tuh kesannya halus, lembut... pokoknya berkesan seorang anak yang baik-baik deh! Tambahan nama Sofie dalam bayanganku langsung tercipta seorang gadis dengan tubuh mungil, rambut ikal bergelombang, kulit putih dan mata yang besar jernih bercahaya. Meski Sofie berkulit putih, bukannya aku rasis lho ya. Aku justru suka sama orang-orang yang berkulit gelap, kesannya eksotis gimanaaaaa gitu, sementara kulitku putih cenderung pucat... *ngambek di pojokan*

Anyway, settingnya sekitar tahun 2099, gak begitu lama sejak Perang Dunia III selesai. Maksudku, hal apa lagi yang bisa mengakibatkan kekacauan di mana-mana selain perang? Perang dunia, pula. Gak beda jauh sama PDII di mana dunia terbagi jadi beberapa kubu. PDIII punya dua kubu: kubu Timur dan kubu Barat. Itu artinya, Indonesia stand against America! Iyeeeeeeyy......!

Dari dulu aku emang udah kurang suka sama negara adikuasa itu sih :D

Tapi kalau kalian mau tahu, gimana pun juga, hasilnya udah ketahuan: meski kubu Timur punya Jepang, kita (Timur) kalah sama Barat meski selisihnya gak jauh beda. Intinya kubu Timur kalah, meskipun di perjanjiannya tertulis bahwa kini dunia terbagi jadi dua bagian kubu; Barat dan Timur, di mana tiap kubu gak boleh saling mengganggu atau berhubungan lebih daripada sekadar bisnis atau kepentingan lainnya. Artinya gak ada lagi VOA kecuali untuk petinggi negara, itu pun terbatas pada, yaaa, berita-berita penting. Gak ada lagi film Eropa yang masuk ke kita, pun kita gak ada yang nunjukkin film kita ke Barat. Yah intinya gitulah. Bumi masih satu, tapi penghuninya tinggal dua: Barat dan Timur. Bangsa Timur, yang emang sedari awalnya beraneka ragam sih, bisa dibilang gak kenal lagi yang namanya Racist ataupun SARA. Hah? Apaan tuh?

Sementara bangsa Barat yang, kita tahulah, dari dulu tuh menganggap kaum kulit putih lebih baik, rasisnya makin menjadi-jadi ._. Yaah gak semuanya sih, tapi kebanyakan begitu. Akhirnya banyak kaum yang mereka anggap lebih 'rendah' kalau nggak dijadikan budak (lagi) diusir ke sisi Timur. Populasi Timur pun bertambah dan kemiskinan merajalela... seperti yang sudah kita duga.

Tapi jelas nggak semuanya miskin, dwooong....! Ada juga yang masih hidup menengah ke atas, tapi mengingat sulitnya kehidupan saat itu, kayaknya nggak aneh kalau mereka yang menengah ke atas juga pelit-pelit gimanaaa gitu. Kayaknya justru aneh kalau mereka semua saling berbagi terus menerus. Maksudku, mereka juga kan manusia. Mereka juga kan punya ego. Jadi walaupun sama-sama masuknya ke kubu Timur, tetep aja mereka kayak sekarang ini (kamu tahulah maksudku).

Berita baiknya: pada sekitar tahun 2050-2070-an banyak orang yang akhirnya memedulikan lingkungan dan bumi pun berangsur pulih, tapi kembali mulai rusak sewaktu PDIII. Tapi radiasi UV gak separah yang diduga dan dengan kemajuan teknologi, pun kalau radiasi UV terjadi mereka siap menghadapinya di tahun 2099. Alhamdulillah ya sesepatu :'D

Umm, dan kenapa ya aku mau berbagi ini semua? Aku juga gak tau. Mungkinkah ada orang yang baca dan mencuri ideku? Go ahead, garis besar post ini kan dystopian dan apa yang kujabarkan mengenai ide baruku. Satu resep yang sama kalau diolah di tangan yang berbeda akan beda hasil juga, toh? Tapi gimana kalau suatu saat aku nemuin buku yang bergenre dystopian, setting tahun 2099, dengan seorang tokoh utama bernama Sofie, dan menceritakan kehidupan setelah PDIII? Apa aku takut itu akan terjadi? Yep, aku takut. Tapi dengan jalan pikiran yang berbeda, keadaannya akan berbeda. Ingat The Hunger Games yang sempat dibilang mirip bahkan sama dengan Battle Royale? Mungkin itulah yang akan terjadi padaku. Tapi, kembali, resep yang sama akan berbeda rasa jika diolah tangan yang berbeda. Itulah yang akan terjadi.

Duh, dari yang awalnya ringan-ringan aja kok jadi berat, sih...