Monday 13 August 2012

The Revenge of a CICAK!

It was a pure shock...

PU-RE SH-OCK.

KE-TER-KE-JU-TAN MUR-NI.

Aaaaaaggghhh........!! Setelah ini, bagaimana mungkin aku bisa gak percaya pada hukum karma dan hukum kausalitas!?

Jadi ceritanya beberapa dini hari lalu sewaktu lagi sahur, aku lihat ada cicak di bawah dispenser. Karena iseng sekaligus mau melihat sendiri bagaimana cicak mutusin ekor mereka, pakai gelas kutekan cicak itu. Gak keras-keras amat, kok! Lebih tepatnya aku cuma meletakkan gelasku di atas si cicak albino yang malang, dan, karena gelasnya juga bening, aku gak terlalu takut kalau aku terlalu menekankan kekuatan. Waktu kuangkat, dia mau kabur ke bawah dispenser, tapi kutahan ekornya. Gak berapa lama, ekornya berhenti goyang, dan kukira ekornya udah diputus. Begitu kuangkat gelasku... ekor itu kabur.

Sip.

Dan tadi siang, aku ditinggal sendiri di rumah. Nenek pergi keluar sebentar, Adrian entah ke mana, ibu kayaknya pergi kerja. Waktu aku mau ke kamar mandi, aku harus ngelewatin pintu tengah karena rumah ini tuh terbagi jadi dua bagian: bagian depan (kamar tidur + ruang makan + ruang TV + ruang tamu) dan bagian belakang (dapur + kamar mandi). Persis begitu aku buka pintu tengah dan berada tepat di bawahnya...

"HUWAAAAA........!!!!"

...Sang cicak albino (karena badan dia putih) telah kembali untuk menuntut balas!!!

[AUTO REPLAY IN SLOW MOTION]
Ckrekk... [pintu dibuka]
Aku melangkahkan kaki.
Shyuuuungg....... [sang cicak jatuh dengan free style]
Pluk. [jatuh persis di atas kepalaku]
"Huuu~wwaaaaaa . . . . . . . . . . ! !" [sengaja pakek spasi biar slow-nya lebih kerasa]
Bung bung bung [aku ngegelengin kepala biar apapun yang ada di kepalaku itu jatuh]
Plek. [cicak albino mendarat dengan mulus di lantai menjejak mantap di atas kaki-kakinya]
Jiiit. [aku dan cicak albino saling bertatapan]
Bweeeeekk! [cicak albino menjulurkan lidah]
Phstt! [cicak albino berlari menuju kakiku]
"Aaaaa~hh . . . . . . . !" [kalian tahu kenapa ada spasinya]
Jdugh! [kakiku ngebentur kulkas yang ada persis di samping pintu tengah]
"Aaaaaaa~uuuuu~cchh . . . . . . . . . . . ! !" [bayangkan aku sambil melompat-lompat ala film komedi]
Phsung! [cicak albino kabur]

Jadi begitulah kira-kira kronologi kejadiannya.

Entertain much? -,-

Sejak saat itulah aku berpikir bahwa yang namanya hukum kausalitas dan hukum karma itu pastinya ada. Dan bahwa gak cuma manusia yang memiliki nafsu dan keinginan membalas, melainkan cicak juga. Semua makhluk hidup pasti ada rasa ingin membalas, terutama ke manusia yang nyebelin. Aku gak nyebelin, aku cuma remaja unyu yang penuh rasa ingin tahu dan telah menuai hasil dari benih yang kusebar beberapa hari lalu.

Mulailah memperlakukan para cicak dengan perikecicakan!

Wassalam.

No comments:

Post a Comment