Friday 9 November 2012

Cinta.

Haloooo....! Perasaan udah lama banget semenjak aku terakhir kali nulis-nulis di sini. Biasanya kan kalau pikiranku lagi kritis tuh baru nulis di sini (ceilah). Dan, betewe, nggak, aku jarang menulis di sini bukan karena aku sibuk nulis novelku. Dengan berat hati aku mengakui bahwa aku beberapa hari terakhir ini belum ada menyentuh mereka lagi. Dan bukan pula karena kesibukanku sebagai seorang siswi kelas IX, meskipun itupun mengambil andil cukup besar. Tapiii lebih karena akunya aja malas menulis. Gubrag!

Hari ini, aku mau ngomongin hal yang cukup umum. Bukan cukup malah, sangat umum. Apa itu? Hal yang sering bikin remaja galau dan nilai mereka naik-turun kayak roller coaster Trans Studio Bandung dan bikin TL Twitter penuh dengan segala keluh kesar serta ungkapan berbunga-bunga yang--huek--manis. Yap!

Cinta.

Kurang keren apaan coba! Udah ditebelin, dimiringin, dan digarisbawahi pula. Saiiiikk....

Oke, jadi ada contoh begini: A (cewek) naksir sama B (cowok), tapi B pacaran sama C (cewek). A bukannya pengin jadi PHO, tapi kalau kerennya mah she's falling unexpectedly. Ejaannya bener gak tuh? Kepalaku dirasuki terlalu banyak rumus Bangun Ruang Sisi Lengkung dan masih menghafalkan segala rupa majas. Beuuuhh...
   Oh, ya, dan alasan kenapa B bisa pacaran sama C adalah gara-gara D (cowok). Jadi B dan C temenan sama D, terus D ceritanya ngejodohin mereka berdua gitu. Dan, KABOOM!, B dan C pun pacaran. Lucunya, B yang kebetulan temenku itu bilang bahwa dia gak punya perasaan romantis apapun pada C, sementara dari cerita B, tampaknya C cuek-cuek aja atas dirinya. Haduuuuh...... niat pacaran gak sih? Dan B selalu ngasih pembelaan lemah yang sama, "Aku mah emang gak suka sama C, si D aja yang maksa-maksa aku." YA TAPI KALAU DIA PUNYA PENDIRIAN GAK AKAN GAMPANG DIPAKSA KAAAN? NOLAK BISA KAAAAAAN? Duuuuhh, padahal dia cowok! Aku selalu menyayangkan sikap lame dia, hmph.

Ah, dan, A baru tau bahwa ternyata B pacaran sama C tuh di tengah-tengah, pada saat dia--ceritanya--lagi berbunga-bunga gitu sama B. Tapi akhirnya A pun berakhir menjadi teman dekat B, dan, meskipun ia selalu bilang padaku bahwa itu lebih baik daripada nggak sama sekali, aku gak percaya bahwa orang yang beneran ada 'rasa' sama seseorang bisa cuma berteman dengan orang yang dia sukai. Maksudku... ah, sudahlah, siapa aku berhak berbicara tentang itu.

Contoh di atas itu baru sedikit, baru satu per sekian persen. Lagian sebenarnya aku gak bisa omong banyak, karena aku sendiri masuk IJO LUMUT alias Ikatan JOmblo LUcu dan iMUT, hehehe. Tenang, aku masih betah tinggal di Panti Jomblo, soalnya belum ada cogan yang khilaf dan mau mengadopsiku *meringis*

Selain contoh tadi, masih banyak lagi kisah 'cinta-cintaan' remaja zaman sekarang. Kenapa kubilang cinta-cintaan? Yaelah, mereka belum tau apa itu cinta kecuali mungkin cinta dari kedua orangtua, kok udah berani-beraninya bilang cinta ke lawan jenis--atau, dalam beberapa kasus, sesama jenis. Well, I believe that people never too young to be in love because we never too young to die, tapi menurutku remaja sekarang itu terlalu cepat mengucapkan 'cinta'. Bagiku pribadi, 'cinta' adalah kata yang sakral. 'Cinta' memang tidak selalu tentang kekasih, 'cinta' memang bisa jadi persahabatan, kekeluargaan, dan hubungan lainnya, seperti misalnya hobi.

Sebelum kita memulai lebih lanjut, aku mau kalian tahu bahwa AKU TIDAK BERBICARA ATAS NAMA ORANG LAIN SELAIN ATAS NAMA DIRIKU SENDIRI, DAN SEMUA UCAPAN BERIKUTNYA ADALAH OPINI PRIBADIKU. Kalian bisa aja punya opini lainnya, tapi aku cuma ingin kalian tahu bahwa aku tidak mengutip riset apapun, murni sebuah opini gadis remaja berusia 14 tahun.

Cinta
Apa sih cinta? Menurutku cinta bukan hanya satu emosi yang bisa dirasakan pada lawan jenis/kekasih, tapi cinta juga bisa kita rasakan pada keluarga, orangtua, saudara, sahabat, teman-teman, hewan peliharaan, lingkungan, hobi, bahkan barang. Cinta itu rapuh sekaligus kuat. Cinta sejati (yang, lagi-lagi tidak hanya bisa kau rasakan pada kekasihmu) itu menurutku seperti berlian; tidak peduli berapa kalipun kau menjatukannya, dia tidak akan mengalami cacat kecuali sebuah retak kecil di dalamnya. Yup, menurutku satu-satunya keretakan yang dapat ditunjukkan oleh cinta sejati adalah retak yang berasal dari dalam, yang mana artinya cinta sejati tidak begitu terpengaruh oleh faktor eksternal. Bedanya cinta sejati yang terjadi antara dua orang manusia (tidak bisa lebih, bahkan meskipun ini bukan dengan kekasihmu) dengan berlian adalah, sementara berlian tidak dapat memperbaiki retakannya, cinta sejati bisa. Tapi cinta juga rapuh, karena cinta sangat membutuhkan feedback. Feedback di sini bukanlah komentar, melainkan cinta itu sendiri kembali. Cinta itu tentang memberi dan menerima--give and take. Kalau cuma satu pihak yang memberi sedangkan pihak lainnya hanya menerima, cinta itu akan terluka. Penyebab terburuknya tanpa membuat si korban bunuh diri atau depresi? Dia tidak akan percaya lagi pada cinta.

Dan percaya deh, itu tuh buruk banget. Karena manusia tidak bisa hidup tanpa cinta. Cinta itu emosi paling kuat sekaligus paling rapuh yang manusia miliki. Tanpa cinta, manusia akan menjadi individu tidak pedulian yang meremehkan segala hal kecuali dirinya sendiri. Tanpa cinta, manusia bisa saja tidak akan percaya pada dirinya sendiri. Tanpa cinta, tidak akan ada ikatan perdamaian di dunia ini. Aku tahu aku terdengar naif (sekilas info: aku tidak percaya bahwa dunia bisa menjadi aman damai tentram--pasti selalu akan ada konflik di sana-sini), tapi itulah kenyataannya. Sebegitu pentingnya cinta bagi kehidupan kita. Contoh simpel: tanpa cinta, seseorang tidak akan peduli apakah orang lain sekarat atau hidup mewah bergelimang harta. Singkatnya, orang tanpa cinta akan menjadi pribadi antipati. Selain itu, untuk remaja yang kekurangan cinta orangtua biasanya tumbuh menjadi remaja pemberontak (baca: caper) yang suka memaki, terjebak pergaulan bebas, dan tersesat tanpa pernah tahu arah yang benar. Lihatlah betapa pentingnya cinta orangtua kita terhadap kita para remaja imut ini.

Cinta Keluarga
Cinta keluarga terhadap satu sama lain adalah hal pertama yang membentuk pribadi suatu individu. Kalau individu tersebut kekurangan cinta dari keluarganya, dia akan tumbuh menjadi orang yang mengabaikan keluarga. Sebaliknya, jika individu tersebut mendapatkan cukup cinta kasih dari keluarganya, maka ia akan menjadi pribadi yang sangat menghargai ikatan kekeluargaan dan umumnya menempatakan keluarga sebagai hal nomor satu yang harus dilindungi dan dijaga. Pribadi yang tumbuh di keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang juga, biasanya menjadi orang yang baik, berbudi pekerti, dan segala sifat baik lainnya numpuk seabreg pada dirinya. Karena hubungannya dengan keluarganya harmonis, maka hubungannya dengan orang lain pun akan berlangsung harmonis. Keluarga memang faktor yang sangat penting dalam perkembangan suatu individu, disusul oleh lingkungannya. Maka jangan heran kalau kalian melihat banyak remaja yang masuk kategori 'bandel', cobalah lihat keluarga mereka. Mungkin keluarganya orang terpandang atau kaya, tapi tanpa kasih sayang dan perhatian dan, ya, cinta, begitulah mereka tumbuh. Kupikir guru dan masyarakat sudah terlalu banyak menghakimi dan menghukum anak-anak itu. Mungkin seharusnya bukan mereka yang diberi penyuluhan secara berkala, tetapi begitu juga orangtua mereka. Orangtua yang 'dingin' pada anaknya akan membuat anaknya tumbuh menjadi seorang yang 'dingin' pula. Dan saat anak itu memiliki anak, ia akan memperlakukan anaknya seperti orangtuanya memperlakukannya dulu. Ini menjadi sebuah lingkaran setan mengerikan yang tiada akhir. Bagaimana menghentikannya? Tumbuhkan cinta dalam keluargamu. Ajak mereka menghabiskan waktu bersama, luangkan waktu untuk saling bercerita, kenallah satu sama lain lebih dalam. Tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang yang tinggal di satu rumah yang sama sebenarnya tidak saling mengenal, meskipun mereka adalah keluarga. Saat kalian merasa tidak ada gunanya berusaha memperjuangkan hubungan keluarga itu, ingatlah bahwa blood is thicker than water, tapi bahkan setelah dibiarkan darah akan mulai lepas satu sama lain dan tak lagi menjadi lebih kental daripada air.

Cinta Persahabatan
Setelah cinta dari orangtua/cinta dari keluarga, cinta dari sahabat adalah cinta penting selanjutnya. Tanpa sahabat--atau minimal teman dekat--kau tidak akan merasakan bagaimana rasanya dicintai oleh orang lain selain keluargamu. Sahabat sejatimu akan selalu berada di sampingmu, apapun yang terjadi. Banyak yang bilang, sahabat terbaik berasal dari jenis yang sama. Bukan familinya, semua jelas-jelas Homo Sapiens, tapi maksudnya, kalau perempuan besahabat dengan perempuan lagi dan lelaki bersahabat dengan lelaki lagi. Anggapan ini, menurutku, tidak sepenuhnya benar. Kalau perempuan menceritakan masalahnya kepada perempuan lainnya, ia hanya akan mendapatkan pendapat dari sudut pandang yang sama, yaitu sudut pandang perempuan. Terkadang yang kita butuhkan adalah sudut pandang dari lawan jenis. Perempuan, yang katanya berasal dari Venus, jauh lebih memerhatikan detil ketimbang laki-laki, tapi perempuan, sekalinya sudah membuat suatu keputusan atau pendapat, sangat sulit digoyahkan. Jika perempuan bertengkar dengan seseorang karena kesalahpahaman, maka perempuan tidak akan mau lagi mendengarkan penjelasan apapun dari orang tersebut karena istilahnya, perempuan ini sudah mengetuk palu. Tapi laki-laki yang katanya berasal dari Mars lebih santai dan easy going ketimbang perempuan, dan itulah yang membuat laki-laki biasanya tidak akan membiarkan masalahnya berlarut-larut. Sedikit makian dan pukulan di sini atau di sana mungkin terjadi, tetapi setelahnya mereka--para laki-laki yang berselisih itu--bisa saling bertukar pikiran dan masalahpun selesai. Karena itu, meskipun sahabat dari gender yang sama juga menguntungkan dalam mengerti perasaan kita, tetapi sahabat dari gender yang berlawanan pun bisa sama menguntungkannya. Dengan tambahan, sahabat dari gender yang berbeda bisa saja berakhir menjadi pasangan kita, hehehe :p

Cinta Lingkungan
Saat kubilang 'Cinta Lingkungan', maksudku bukan hanya kita yang menghargai lingkungan tetapi bagaimana kita juga membuat lingkungan menghargai kita. Bagaimana caranya? Jika saja kita mau mengambil waktu sejenak untuk memperhatikan lingkungan di sekeliling kita--yang termasuk pada alam dan manusia--kita akan bisa melihat berbagai hal yang mungkin seringkali terlewat atau tak terlihat di mata kita saat kita terburu-buru melakukan sesuatu. Apakah tetangga sebelahmu memang selalu bertengkar dengan istrinya atau baru kali ini saja? Apakah memang tumpukan sampah di sana sudah menjadi TPA cadangan bagi warga sekitar sejak beberapa waktu lalu atau sudah lama? Apakah kucing liar itu selalu berkeliaran di sekitar sana atau tidak? Dan banyak hal lainnya. Dengan hal ini kau menumbuhkan simpati dalam dirimu terhadap lingkungan sekitar, yang bisa berubah menjadi empati. Ketika kau sudah berempati, kau akan mulai peduli dan tergerak untuk melakukan sesuatu. Beberapa menit kunjungan bersahabat ke tetanggamu mungkin bisa memberimu pergaulan baru. Membersihkan sampah di satu spot tertentu yang tampak sangat menumpuk dengan keluarga atau teman sepermainan sekomplekmu bisa meningkatkan kebersihan lingkunganmu dan menaikkan respek warga padamu. Memberi makan hewan liar yang tidak tampak terlalu liar mungkin bisa meningkatkan rasa sayangmu pada makhluk hidup lainnya selain manusia. Tidak ada yang terlalu sulit, dan, lagipula semua itu akan menjadi bumerang balik padamu. Bumerang yang manis. Karena saat kau sudah bersikap baik pada lingkungan di sekitarmu, lingkungan di sekitarmu pun akan bersikap baik padamu. Siapa tahu? Mungkin pasangan suami-istri tetanggamu adalah pasangan yang sama-sama jago masak dan mereka bertengkar tentang giliran siapa yang harus memasak makan malam. Menjalin hubungan baik dengan mereka mungkin bisa memberi sedikit camilan tambahan pada perutmu, hihi.

Cinta Sesama
Setelah cinta dari keluarga, cinta dari sahabat, dan cinta kepada/dari lingkungan, saatnya kau belajar mencintai sesama. Sebenarnya kalau kau sudah mencintai keluarga, sahabat dan lingkungan di sekitarmu, mencintai sesama manusia dan makhluk hidup lainnya tidak akan menjadi tugas yang sulit. Kau hanya perlu menumbuhkan rasa simpati dan sikap empati. Mungkin kau bisa bergabung dalam organisasi-oraganisasi sosial atau badan amal. Atau, kalau kau tidak begitu tertarik, kau juga bisa memulainya hanya dengan menyantuni rumah-rumah tetangga di sekitar rumahmu. Kemudian berusaha menjalin hubungan baik dengan teman-teman sekelas dan kelas tetangga, atau rekan-rekan kerjamu. Selain nilaimu di mata masyarakat akan naik, kau juga sekaligus menambah teman dan menambah bantuan cadangan. Yep, kalau pergaulanmu luas dan kau disukai orang banyak, maka saat kau butuh bantuan mengenai sesuatu, kau tidak perlu mencari jauh-jauh. Cukup hubungi salah satu kawanmu yang memang ahli dalam bidang tersebut dan kau pun mendapat tenaga tambahan. Jeng jeng!

Cinta Tuhan
Mencintai Tuhan itu sepertinya tugas yang cukup mudah sekaligus sulit. Tidak sulit untuk mencintai Tuhan, karena Ia memang patut dicintai, terutama setelah apa saja yang telah Ia berikan kepada kita. Tetapi di saat yang sama, begitu banyak godaan yang dapat merapuhkan cinta kita pada Tuhan. Salah satu cara agar kau tetap mencintai Tuhan--dan membuat Tuhan tetap mencintaimu--adalah jaga hubunganmu denganNya. Pastikan kau beribadah sesuai ketentuan agamamu masing-masing dan jangan lakukan hal-hal yang Ia larang kau untuk lakukan. Cinta dari Tuhan adalah cinta paling indah yang bisa kau dapatkan, disusul oleh cinta dari orangtuamu. Karena jika kau mencintai Tuhan dan Tuhan mencintaimu--yang mana nyaris mustahil Tuhan tidak mencintai umatNya sendiri--maka hidupmu bisa bahagia dan tenteram. Karena dengan mencintai kaupun memercayai. Mencintai Tuhan sama seperti memercayai bahwa hanya yang terbaik untukmulah yang akan Ia berikan.

Cinta Kekasih
Tidak banyak yang bisa dikatakan di sini. Kau mungkin tidak selalu menyukai jodoh yang telah Tuhan pilihkan untukmu, tapi Ia Maha Adil dan Maha Pemurah; lambat laun kaupun akan mencintainya.  Dari apa yang kudengar, katanya cinta adalah emosi saat kau akan melakukan apapun demi melihatnya bahagia. Dan suatu saat, kau pasti akan menemukannya; pria/wanita yang memang ditakdirkan untuk menjadi cinta sejatimu seperti di film-film. Jadi daripada sibuk mencari pacar di sana dan di sini, lebih baik isi waktumu dengan pengalaman yang ingin kau kenang dan tunggu Tuhan mengirimkan pasangan yang tepat untukmu.

Cinta yang berakhir dengan hidup bahagia selama-lamanya tidak kuyakini ada; kecuali kau menghitung Surga di mana Tuhan melimpahkan cintaNya pada umatNya yang paling beriman (AMIN YA ALLAH AMIN O:]). Lagipula, apa asyiknya hidup bahagia selamanya? Kebahagiaan adalah manisan yang harusnya kau cicipi sedikit-sedikit, karena kalau terlalu banyak kau akan bosan. Siapa bilang mencintai itu mudah? Banyak pengorbanannya, tetapi jika kau memang mencintai orang yang tepat, it always worth it. Semua rasa sakit, tawa, air mata, momen bahagia... akan terbayar pada akhirnya. Dengan manis, aku janji. Meskipun aku tidak menjanjikan kemudahan menuju ganjaran manis itu. Hei, apa gunanya hidup kalau tidak mau berkorban?

Aku punya tiga tips simpel yang berkaitan dengan apa yang hari ini kita bahas:
1.  Cintai Tuhan; dengan mencintaiNya, everything's just makes sense
2.  Cintai dirimu sendiri; karena dengan mencintai dirimu sendiri kau percaya bahwa dirimu layak dicintai dan itu akan memudahkanmu mencintai orang lain dan memudahkan orang lain pula dalam mencintaimu.
3.  Tersenyumlah; karena kau tidak tahu siapa yang mungkin jatuh cinta pada senyummu. Tambahan, katanya dengan tersenyum kau bisa menjadi awet muda! Selamat tinggal krim anti-aging!

No comments:

Post a Comment