Wednesday 26 February 2014

Acne Eeeww

Lima hari berlalu sejak terbitan terbaruku. Apa kalian bahkan sudah merindukanku? Harus, karena aku tidak menerima apapun kurang dari itu.

Aku ingin memberitahumu sesuatu. Aku benci pembohong. Benci benci benci. Tentu, aku mengakui bahwa aku terkadang juga berbohong tidak peduli sekeras apapun aku berusaha untuk jujur. Kurasa itu bagian dari kebiasaan lama. Tapi sebenci apapun aku pada kebohongan, tidak ada kebohongan yang lebih kubenci daripada kebohongan yang dilandaskan niat baik.

Terutama jika kebohongan itu ditujukan padaku.

Sekarang mungkin setelah dipikir ulang, bukan kebohongannya yang menggangguku, melainkan rasa kasihan yang orang rasakan terhadapku sehingga ia merasa perlu berbohong padaku. Tahu kan, soal membuat seseorang merasa lebih baik, bla bla bla?

Mari kita bicara jujur. Tidak ada yang lebih kunikmati dari kejujuran daripada saat aku berkata jujur dan blakblakkan dan efeknya membuat orang terkejut. Dan sejauh yang kuingat, aku tidak pernah lagi berbohong mengenai pendapatku. Jadi itu dua hal tentang kejujuran padaku: kesenangan yang kudapatkan dan semata-mata kebiasaan mengungkapkan apa yang kupikirkan. Aku tidak peduli jika pendapatku membuat orang sakit hati dan marah, dan kurasa itu hal baik sekaligus buruk. Baiknya adalah aku tidak akan berbohong jika kau menanyakan pendapatku, persetan siapa kau. Buruknya adalah aku bisa saja memiliki puluhan orang yang dendam padaku sedang mengantre menunggu giliran membuat hidupku sengsara.

Mereka terlambat tujuh bulan karena sejauh ini, kehidupan SMA adalah yang paling menyengsarakan.

Omong-omong, kembali pada kejujuran dan kebohongan dan rasa kasihan. Aku jujur mengenai opiniku, terkadang keceplosan berbohong (terutama jika aku baru membolos), dan aku benci dikasihani. Benci sekali.

Jadi dari daftar Hal-hal Yang Dapat Kau Lakukan Untuk Membuat Putri Unicorn Jijik Padamu, berbohong padaku atas dasar rasa kasihan adalah pemilik posisi pertama.

Dan aku tidak peduli kau temanku, tetanggaku, saudaraku. pelayanku, bosku, atau bahkan rajaku, kalau kau merasa kasihan padaku lalu berbohong untuk membuatku merasa lebih baik, kau menjijikkan.

Dan aku baru saja mengacaukan penampilan aku dan rekanku, tetapi kemudian ia mengirimiku pesan yang berkata, "Kamu nggak mengacaukan apapun, kamu tetap lebih baik dari semua orang."

Aku tidak perlu menjelaskan padamu betapa jijiknya aku pada pesan itu.

Biar kuberi kau tips dalam mendongkrak semangat seseorang yang baru saja mengacaukan performanya dalam suatu lomba:
1. Jangan berbohong padanya
2. Jangan terlalu blakblakkan juga
3. Jika ia merasa penampilannya kacau sekali, katakan padanya bahwa penampilannya cukup bagus atau "lumayan", tapi nggak jelek-jelek amat (menengah)
4. Kecuali ia adalah orang paling gila sanjungan, jangan katakan bahwa ia "lebih baik dari semua orang".

Karena serius deh, mengatakan seseorang lebih baik daripada orang lain hanya membuktikan satu dari dua hal: a) kau seorang penjilat atau b) kau pembohong dan pendukung paling buruk di dunia.

TIDAK ADA orang waras yang tergagap, salah berkata, dan gemetar di atas panggung yang menganggap diri mereka LEBIH BAIK DARIPADA ORANG LAIN!!!

Apalagi SEMUA ORANG di dalam auditorium itu!!!

Karena pada akhirnya, semua partisipan hanya unggul tipis dari satu sama lain!

Aku menghargai usaha dan niatmu, tapi sungguh, kau bodoh dalam memilih kata untuk mendukung temanmu.

Karena sesuka apapun aku terhadap pujian dan sanjungan yang ditujukan padaku, aku mencintai sanjungan dan pujian itu saat mereka JUJUR!

Dan baiklah seandainya kau memang jujur dan itu memang pendapat dari hati terdalammu, kau hanya membuktikan satu hal lain bahwa kau itu PENGAMAT YANG BURUK!!!

Dan pengamat yang buruk seharusnya sadar diri tidak mengatakan seseorang lebih baik daripada orang lain karena pengamatannya buruk dan irelevan!

Dan aku merasa bersalah sekarang karena menyadari bahwa sesungguhnya aku berteman denganmu karena aku butuh alih-alih didasari rasa suka, dan kau bisa menyalahkanku, tapi terserah sajalah!

Persetan dengan berteman tanpa pilih-pilih. Berteman tanpa pilih-pilih itulah yang bikin putrimu hamil dan putramu kecanduan narkoba, tau!

Mari ungkapkan satu kejujuran lain: saat aku berteman karena aku suka orang itu dan nyaman berada di dekatnya, tidak ada kualifikasi yang penting. Tapi saat aku berteman dengan seseorang karena aku membutuhkan orang itu, ada kualifikasi yang harus dipenuhi. Dan jika kualifikasi itu ada sepuluh, kau hanya memenuhi tujuh hingga delapan.

Dan aku tahu berteman karena butuh dan berteman saat butuh itu perbedaannya tipis sekali dan alasan apapun yang aku kemukakan hanya akan menjadi pembenaran, tapi ketahuilah bahwa aku temanmu karena aku membutuhkanmu dan aku akan meladenimu saat kau butuh aku tapi level kita berbeda dan meski aku nggak tahu siapa yang levelnya di atas, mungkin kita bukan berbeda level melainkan kita itu parallel. Dan aku butuh teman dan kau yang paling memenuhi kualifikasi tapi satu kalimat darimu hari ini MENGHANCURKAN SEMUANYA.

Dan aku nggak tahu mana yang lebih buruk, kau atau dua jerawat baru di daguku.

Dan aku juga nggak tahu bagaimana aku akan berhadapan denganmu besok karena dukunganmu membuatku jijik meski aku mengerti niatmu itu baik.

Tapi TOLONG TOLONG TOLONG kau dan kalian siapapun yang membaca tulisan ini TOLONG jangan pernah berbohong padaku karena kalian KASIHAN.

Karena kalian baru saja MERENDAHKAN AKU.

Dan tidak ada hal lain yang lebih buruk daripada merendahkan seseorang tanpa sengaja.

Ada sih, yaitu menjadi objek yang direndahkan tanpa sengaja karena DIKASIHANI.

Maaf, aku terlampau. Ugh.

No comments:

Post a Comment