Sunday 6 October 2013

What Happened Today

Jadi hari ini ceritanya demi menghilangkan kegalauan aku jalan-jalan sama ibuku. Bosen banget kaleeeee ngedekem di kamar mulu mikirin si Akang sambil pusing antara Senin-sapa-nggak-sapa-nggak-sapa-nggak. Minimal demi mengurangi porsi pathetic-ku aku cari angin segar lah. :-)

Maka dengan itu aku pun ngajak ibuku pergi ke warnet. Nggak ada yang salah siiiihhh sama Internet di rumah, cuma masalahnya aku nggak bisa buka Facebook entah kenapa dan salah satu seniorku bilang si Akang itu nggak punya Twitter tapi punya Facebook.

Ya ujung-ujungnya modus juga sih. *ketawa miris*

Tapi sebelum pergi ke warnet ibuku ngajak aku ngebaso dulu di suatu jalan yang udah kulupa namanya apalah itu tapi basonya enak sekali astagaaaaaahhhh. Di sana kita ketemu sama temen ibuku yang sekarang lagi jadi bosnya karena ngasih job dari salah satu provider kartu seluler Indonesia, Tiga. Namanya om Cecep. Terus kita bertiga mesen yamien kan tuh, aku dengan polosnya bilang gini waktu yamien dateng, "Harusnya tadi minta dikasih baso kali ya."

"Nanti Neeeeng," kata ibuku, "basonya nyusuuul."

Dan ternyata bener, nggak beberapa detik kemudian basonya pun datang. Huahahahahah gue kebiasaan sih kalau di sekolah yamien pasti langsung disatuin sama basonya, namanya juga menghemat tempat karena mau dibawa ke kelas. *ngeles*

Makanlah kita bertiga dengan damai. Ibuku dan om C ngobrol-ngobrol sementara aku makan dengan lahap, haaap. Waktu makanannya udah habis, ibuku minta baso doang. Aku awalnya mau minta juga, tapi hal paling aneh di dunia terjadi: aku ngerasa udah full bo! Lol never happened before jadi itu rada-rada ya aneh aja sih kayaknya pantes tuh masuk Tujuh Keajaiban Dunia. Huahahahah.

Terus ayah tiriku, om Tino, dateng. Aku bilang, "Monsternya datang. Mari kita segera kabur dari kastil ini sebelum menjadi tahanan selamanya."

"Dia yang bayar, tau," kata ibuku.

"Oh," aku terdiam. "Pangeran tampannya datang! All hail!"

Om Tino duduk dan mereka bertiga pun ngobrol. Aku nanya ke om Tino, di BlackBerry-nya ada game apa nggak. Katanya nggak. Kubilang hape apaan nggak ada game; ini 2013 plis deh. Dengan kalem om Tino ngebales dengan bilang itu hape untuk kerja. Oh. Okesip.

Kemudian ibuku dan om Tino makan kerupuk apalah itu namanya pokoknya panjang dan kotak gitu. Aku sih cuek aja main Brick Breaker (salah satu game klasik terkece sepanjang masa kedua setelah Tetris!!). Dan tiba-tiba ibuku bilang, "Nih om, harusnya digorengnya tuh kayak gini. Kemarin kamu ngegorengnya salah, jadi aja bantet. Kalau ngegorengnya bener segede-gede ini nih."

Om Tino jawab, "Ya aku kan nggak tau cara ngegorengnya. Maap deh ya."

"Ini bener nih ngegorengnya," lanjut ibuku, "banyak digosok ini, jadi besar-besar."

Aku gak bisa tahan. Aku cekikikan super keras, tapi karena aku masih nunduk mantengin layar Jean, aku nggak tau ekspresi mereka gimana. Ibuku nyoba ngetes apa sebenernya yang bikin aku ketawa; Jean atau omongannya, dan ngomong lagi, "Digosok sampe keluar urat-uratnya nih."

HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA hih aduh udah stop HIHIHIHIHIHIHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHUAHUAHAUAHAUAHAUAHAUAHAUAHAHAHAHAAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

"Jangan nilai buku dari sampulnya ya, bu," kata om Cecep.

"Masih tau sebatas teori kok, tenang aja. Tapi pendalaman materinya terlampau dalam, euy," balas ibuku.

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH.

I AM SO PATHETIC AS A HUMAN BEING AND SO PERVERT AS A DAUGHTER BEING OH MY GOD.

Kemudian om Tino dan ibu pun sama-sama ngeledekin aku sambil nyodorin kerupuk yang 'besar' karena 'digosok' sampe 'keluar uratnya' itu. Atulah aku nggak tahan ih xD

Tiba-tiba tercetus ucapan, "Kasian ya kecengannya nggak berurat tuh."

"Lho kok tau? Udah pernah liat ya?"

"Ya kan nggak punya Twitter." <--nggak jelas juga maksud ibu gue apaan ngomong gini. xD

"Oh iya ya ini kan dua ribu tiga belas masa nggak punya Twitter sih."

"Iya ya parah banget tuh," aku nimbrung.

"Orang dari desa mana tuh."

"Wah, kalau Bandung mah bukan desa om, tapi dari kaki gunung mana tuh."

"Kok naksir yang nggak punya Twitter sih Dek?"

"Iya, salah-salah beneran nggak punya urat tuh."

"Nggak asyik lho Dek."

"HEH."

"Oh iya Dek, kursiku untuk nobar sama IHG kasih ke si Re aja tuh, biar aku nggak usah nonton gapapa ntar aku jalan-jalan aja sambil nunggu kamu."

"Bener gapapa bu?"

"Iya, gapapa. Tapi si Re ada uratnya kan?"

"HEH!"

"Siapa Re?"

"Temennya si Adek."

"Ooh. Berurat gak?"

"Kayaknya sih, kan punya Twitter."

OKE APA INI APA HUBUNGANNYA URAT *PIP* SAMA TWITTER HAH EMANG KENAPA KALAU KECENGAN GUE GAK PUNYA TWITTER ASTAGA SENGGAKNYA DIA PUNYA FACEBOOK DEMI TUHAN.

Kesimpulannya adalah baik ibu, ayah tiri, maupun gue sama-sama ngaco.

Dan baso di tempat itu memang enak.

Dan gosoklah dengan baik supaya uratnya keluar.

Sekian.

No comments:

Post a Comment