Wednesday 2 April 2014

Captain America: The Winter Soldier

Aww look at that blonde dude over there looking all sexy and dangerous and enough everything to pass a girl's wet dream's quality test.

Hey, I got hormones over here. And, yes, we girls do have dreams. Wet dreams. It's just not as messy as guy's.

Tahu nggak, waktu kemarin kubilang aku mempertimbangkan blog ini kuubah menjadi blog review, nggak kusangka aku benar-benar mempertimbangkan ide gila itu.

Tapi, hei, aku kan emang gila.

Jadi hari ini aku nonton film kedua Captain America. Film pertamanya sih aku nggak nonton, tapi karena ini settingnya setelah Avengers, kurasa aku bisa ngejar. Dan memang bisa kok. Atau kurasa begitu. Dan harusnya aku mengurus fanbase, tapi kalau aku diberi kesempatan untuk melihat Chris Evans di layar lebar selama dua jam aku pasti melewati standar 'gila' kalau menolak.

HELL YES!!

Oh, dan kalau kalian belum menonton film satu ini dan benci spoiler alias bocoran cerita, mending pergi jauh-jauh. Jangan baca sampai tuntas because I won't hold back.

Kalau aku nggak salah, ceritanya dimulai dengan Steve Rogers yang lagi jogging. Yah, kalau berlari sekitar 20 km selama 30 menit itu jogging. Omong-omong, Rogers bikin semacam mantan perwira AU keki gara-gara setiap kali lewat, dia selalu bilang, "On your left."

Di situlah Rogers bertemu Sam Wilson.

Kemudian Nick Fury diserang oleh polisi I don't know why probably because he's being an ass almost all the fucking time. Dan menurutku, kalau seorang pria ke mana-mana pakai duster dan bot, dia memang pantas dihajar. Mm-hm.

Oh ya, habis diserang, Nick Fury mati, lho. Nggak nyangka, ya.

Yeah, yeah, even an ass doesn't deserve that kind of death, apalagi pemimpin S.H.I.E.L.D.; itu kan menurunkan martabat banget. Tapi bahkan di malam sebelum kematiannya - atau begitulah yang kupikir - Nick memberikan misi pada Rogers dan Romanoff, di mana Romanoff bertindak di luar perintah Rogers demi menyimpan data-data S.H.I.E.L.D. dari kapal tempat mereka melaksanakan misi atas perintah Fury. Sewaktu Rogers mengonfrontasi Fury soal ini, dia cuek aja tuh.

Kubilang juga apa kan, dia tuh nyebelin.

Satu dan lain hal terjadi, Nick Fury mati, Captain America alias Steve Rogers menjadi buronan along with Black Widow alias Natasha Romanoff. Mereka ke New Jersey untuk menganalisa isi flashdisk yang Fury berikan pada Rogers di saat-saat terakhirnya. Dan ternyata, ada organisasi rahasia dalam S.H.I.E.L.D.. Whoa, organisasi dalam organisasi? Keren.

Could be better, but it's a Marvel average. Tambahan, musuh Rogers dalam film ini dengan mudah ditebak identitasnya. Satu-satunya yang bikin aku bertahan, adalah, well, you know, Chris Evans.

Hei, tiga dari lima bintang itu nggak buruk juga, kan.

No comments:

Post a Comment