Friday 16 March 2012

Eloh-gueh-END!

HAHAHAHAHAHAHAHAHAAAAAAAAAA....................!!! Aku ketawa lho, KETAWA! Ke-ta-wa! Gara-gara baca... TWEET DIA! HAHAHAAAAA........!!!!

Jadi gini ya ceritanya. Kalian taulah bahwa aku tuh punya masalah yang GEDE, disamakan dengan ukuran badanku yang juga GEDE (upss), dengan seorang cowok bernama Alexander J.A. Way. Nah, sekarang, kenapa aku bisa ketawa? Pasti yang udah baca last post dari aku bakal bertanya-tanya (walau aku gak yakin blog ini populer banget sih, tapi kayaknya penayangan paling banyak di situ, di last post-ku itu, yang juga ngebahas soal Tommy--ANJRIT KANGEN DIAAAA!) juga atas dasar apa tiba-tiba sekarang aku menggila, padahal kemarin aku sedihnya ampun-ampunan. Apakah Alex udah mau ngomong lagi sama aku? Apakah dia udah mau maafin aku? Oho, semuanya itu... SALAH BESAR. Karena dia masih gak mau ngomong sama aku. Aku bahkan gak yakin bahwa dia baca blogku, habis dia itu kan (kayaknya) sibuk. Yah, persetanlah. Aku lagi agak galau juga sih, tapi enakan ketawa. Oh ya, aku masih menganggap bahwa reaksi Alex itu wajar, yang aku masih agak heran sih, reaksi kedua temannya. Maksudku, apa iya karena solider? Entahlah ah. Aku udah begitu lama gak menjejak di dunia nyata sih, dan terakhir kali ada orang yang solider sama aku... GAK ADA. Ya udah aku gak ngerti motif mereka berdua ikut-ikutan marah sama aku itu apa. Biarkan sajalah, acting like I don't care, acting like I don't care ._.

Tweet dia di sini bukannya tweet Alex, tapi tweet orang lain yang tinggal di Surabaya. Yep, orang yang sama yang pernah begitu sakit hati, kecewa, marah, dan malu waktu tahu kebenaran soal hubunganku dan Matty (Eh, betewe, jadi inget aku masih belum lanjutin cerita tuh anak. Matty, maaf ya =( ). Orang yang sama dengan orang yang pernah kukira seperti kakakku sendiri. Orang yang sama dengan yang pernah Mikey sarankan padaku untuk menolongku dalam memperbaiki hubungan dengan Sir Alexander. IYA! DIA! N.R!!! Tapi, berhubung kalian tau aku orangnya paling males nulis inisial, sebut aja dia Dila, okeh? #paragrafantiklimaks

Jadi, sampai siang kemarin, aku masih berhubungan sama Mikey. Lewat email, bukan telepon. Ajegile aja kalau lewat telepon, bayarnya berapa!? Anyway, aku kan curhat sama Mikey soal aku dan Alex, dan kebetulan dia itu (kalo gak salah) calon psikolog. Tapi kayaknya emang baru calon sih, soalnya belum ada pengumuman lulus apa nggaknya (seolah-olah aku orang penting -___________-"). Pokoknya, aku cerita sama Mikey dan Mikey bilang, "Kenapa gak minta tolong sama orang yang dekat sama Alex aja?" Yah, gak pas gitu banget juga sih, tapi sebelas-dua belas lah. Nah, siapa orang lain yang dekat sama Alex yang bisa menolong aku? Selain Thata? I mean, kalian tau kan, Thata sendiri udah nge-block aku. Hei, kemarin aku kirim SMS penyataan dukacita atas Tommy aja, entah dia sampaikan apa nggak ke Alex, soalnya dia gak bales. Ya udah, tinggal Dila yang tersisa. Tadi pagi, rencanaku sih, pas sore-sore aku pengin nelepon dia, minta tolong gitu. Eh, tapi gak jadi, soalnya udah lewat SMS.

Kronologinya: aku minta waktu Dila -> dia bilang dia bisa, sambil nanya ada apa -> kubilang masalah yang berkaitan sama Alex -> katanya dia gak pernah berani ngungkit namaku di depan Alex -> aku minta tolong; gak ngejelasin detil tapi hampir -> Dila nolak, dia bilang hubungan mereka udah mulai akrab -> aku kecewa, terus kalau gak salah (aku terlalu males ngambil Jean di kamar) aku minta tolong lagi -> Dila nolak lagi -> aku masih terus berusaha -> Dila bilang sebenernya reaksi Alex itu wajar, mungkin dia emang cuma butuh waktu -> kubilang bahwa Alex gak butuh waktu, dia udah benci sama aku -> Dila nanya apa yang aku mau -> kubilang yang aku mau tuh kembali ke waktu sebelum aku kenal mereka semua--termasuk Dila juga -> Dila (dengan sinisnya, menurut versiku. Entah kalau menurut dia itu sinis apa nggak) bilang bahwa gak semua orang bisa dapat apa yang mereka inginkan -> aku minta Dila melupakan masalah itu, dan--aku ngaku nih, agak mengemis simpati juga--bilang bahwa masalahku itu cuma masalah kecil yang bisa dialami semua orang -> Dila marah (justru aneh kalau nggak, soalnya di situ setelah ditilik balik, aku menguji kesabaran banget, terutama buat orang yang gak begitu terbiasa sama anak labil kecuali adiknya sendiri) dan bilang bahwa aku yang bikin semua masalah ini, bukan MEREKA (nulis KAMI-nya itu lho pake huruf gede-gede) -> aku minta dia benci aja sama aku supaya lebih gampang -> Dila menyanggupi -> aku turun ke lapangan buat latihan upacara (?)

Oke, bagian terakhir emang gak nyambung, tapi itu yang terjadi, berhubung sekolahku ada beberapa orang guru yang bakal pergi--dua guru diangkat jadi kepala sekolah di sekolah lain, pak kepsek jadi kepsek di sekolah lain, sekitar dua atau tiga guru bakal pensiun. Jadi ada semacam upacara perpisahan gitu sih, selain upacara bendera hari Senin biasa.

Dan apa yang bikin aku ketawa? Oh, itu, tweet Dila yang bilang, "Plis deh, jangan bertingkah seolah2 AKU yg salah. KAMU yg bohongin aku, kenapa jadi aku yg orang jahat disini?! Dasar aneh". Ini aku kopas langsung dari akun dia, beneran. Nah, ITU yang bikin aku ketawa. Kok bisa? Karena Dila merasa aku bertingkah seolah aku menyalahkan DIA pada saat aku menyalahkan diriku SENDIRI karena tidak belajar dari pengalamanku yang LAMPAU dengan percaya pada ORANG LAIN, bahkan menggantungkan HARAPAN pada MEREKA. Yah, tapi aku punya pembelaan diri juga, kok! I thought that she'll be different. I thought they'll be different. Tapi ternyata beda dari bayanganku. Alex, yang kuanggap kakakku sendiri, begitu MARAH, bahkan sampai nge-block aku dan mengunci akunnya. Dia marah itu wajar. Dia nge-block aku, kupikir itu kekanak-kanakkan, sejujurnya. Nih. Ini nih. Aku bilang jujur aja ya. Karena aku MUAK dicap, dilabeli, dan sebagainya. Kalian pikir aku ini LICIK, PICIK, EGOIS dan KERAS KEPALA? Well, sekarang akan kupenuhi harapan kalian, tapi gak akan sepenuhnya, karena kalian, nyatanya, belum pernah bertemu seorang DIELLA NANDITYA yang sesungguhnya, putri PERTAMA dan bisa dibilang juga SATU-SATUNYA dari ISNA ADRIANA dan BUN JANUM MARSHOES. Kalian mau perkelahian? Kuberi kalian PERANG SATU LAWAN SATU. Cuma yang bersangkutan. Artinya, untukmu, Dila, kalau kau menerima tantangannya, gak boleh ada campur tangan dari Elisabeth, Mikey, Danny, atau siapapun. Berlaku juga untukmu, Alex. Tapi aku gak yakin bahwa kalian akan menerimanya, karena pada dasarnya kalian itu kan, PECINTA DAMAI, iya gak? Aku gak mengejek, karena meskipun begitu, kurasa aku bakal menemui kesulitan melawan Alex. Peduli setan ah, aku lebih suka mati, masuk neraka, dan menari salsa dengan setan daripada dengar (atau lihat, atau baca) kalian menghakimi aku lagi. Because if so, I could vomit, IN YOUR FACES.

Pokoknya aku ketawa, ROFLCGU itu, Rolling On the Floor Laughing and Can't Get Up. Gara-gara baca tweet itu. Dila, aku kan gak bertingkah seolah kamu orang jahatnya! Aku bahkan nyaris gak percaya kamu bisa berlaku jahat, tapi itu gak bisa masuk hitungan, karena aku kan gak kenal kamu. Yeah, aku--dan Matteo juga--gak kenal KAMU, karena orang yang kami kira kami kenal ternyata bukanlah orang yang sebenarnya. Bukankah begitu kasus yang menimpamu? No way! Aku seorang pembohong, and that would be a shame if I could get lied! Aku gak MENGHAKIMI kamu seperti yang kamu dan teman-temanmu lakukan PADAKU, karena aku yakin diriku itu sebenarnya LEBIH daripada kalian SEMUA. Pride may lead to downfall? Aku gak sombong, kok. Aku memang yakin aku lebih dari kalian--terutama kalian BERDUA karena aku sudah sering ditinggalkan, dan kalau kalian meninggalkan aku (meskipun Dila sih, atas dasar permintaanku), aku bisa hidup tanpa kalian. Emang kalian siapa aku? Mantan teman dan mantan orang yang dianggap kakak. Nothing more. Ya, karena kebodohanku sendirilah aku membuat diriku masuk ke dalam masalah ini, tapi apa sih, asiknya hidup tanpa masalah? Bayangkan aja kalau kamu baca buku yang gak ada konflik berarti. Asik gitu? Rame gitu? NGGAK! Aku selalu bilang bahwa usia membuat seseorang tua tapi pengalaman membuat mereka dewasa, dan itulah persisnya yang telah, sedang, dan akan terjadi padaku.

I was born without you both. I can live without you both.

Selamat tinggal! Aku gak akan peduli lagi sama kalian--or at least berusaha untuk tidak peduli. Aku, bagaimanapun juga, adalah orang yang menjunjung tinggi tata krama dan etika, jadi kuucapkan banyak terima kasih untuk kalian atas memori dan pelajaran yang kalian berikan padaku. Dan bersyukurlah aku pernah mampir di hidup kalian. Kenapa? Karena aku akhirnya juga memberi kalian pelajaran tentang kepahitan hidup di dunia maya, iya kan? Kita saling memberi pelajaran yang harus kita pelajari dan jangan dilupakan. Pesanku untuk kalian, Alex, Nina (wiw, akhirnya disebut juga nama aslinya), adalah jangan tumbuh menjadi orang tua yang cuma tua berdasarkan umur, tapi tumbuhlah menjadi orang yang tua berdasarkan pengalaman. Tua di sini sinonimnya dewasa ya, yang kupakai. Aku gak seburuk yang kalian kira. Aku punya sisi baik. Salah satunya: aku gak men-judge orang. Lagipula, dulu aku aku pernah ditinggal dua orang yang kukira BFF-ku dan aku bisa move on, kenapa juga aku gak bisa move on dari kalian?

N.B: Alex, mungkin kamu gak perlu lagi ngunci privat akun kamu, aku juga udah bosen mantengin akunmu itu. Gak ada yang aku dapat dari sana. No use. Useless. Yah, yang manapun yang mau kamu pake deh, katanya. Terserah. I have my own life here, and I'm gonna live it with my own way. YEAAAAHHHHH, itu ada Afika lagiiiiiiii........!!!!!!

Makanya aku ketawa. Karena pilihannya cuma itu, atau menghabiskan lebih banyak lagi waktu untuk bersedih dan menyesali apa yang sudah aku perbuat di masa lalu. So what? People make mistakes, I'm not God, and I'd rather be punched in the face than have to cry all over you all night long again. Nope. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAAAAAAA....................

No comments:

Post a Comment