Tuesday 13 March 2012

Postingan GJe ._.

Sebutlah namanya Rara. Dia adalah teman dekatku, dan aku sedang berusaha membantunya menyelesaikan masalah yang sedang ia alami.

Kita semua pasti pernah naksir sama seseorang; entah itu lawan jenis atau dalam beberapa kasus: sesama jenis. Untuk seseorang yang tidak anti-homoseks, yah, bukan masalah besar sih, selama bukan aku yang ditaksir. Tapi, ini bukan masalah homoseksual. Rara itu heteroseksual, aku narcissisticsexual (ada gitu?). Hahaha.

Pokoknya, Rara naksir seorang cowok bernama Dino (pengin ngeledekin DINOsaurus tapi gak bisa euy). Dino dan Rara sama-sama dari kelas 8C, dan dulunya mereka berteman, dari situlah mulai tumbuh rasa-rasa sukanya Rara pada Dino, sampai suatu saat ada salah seorang teman yang nyebarin gosip bahwa mereka itu pacaran. Yah, namanya juga gosip. Bisa benar bisa nggak, tapi untuk kasus ini tuh itu nggak benar. Rara sih senang, tapi Dino? Well, dia agak kesal.

Sudah itu, Rara punya masalah lain sama Dino. Awalnya Rara udah pengin nyatain perasaannya sama Dino, karena Dino juga kayak ngasih sinyal-sinyal naksir balik. Malang tak dapat ditolak, Untung sodara Donal Bebek. Olala, ternyata Dino hanyalah seorang PHP alias Pemberi Harapan Palsu! Karena pada saat itu, Dino bilang pada Rara, "Kamu jadi orang gak usah kegeeran deh! Sadar fisik!"

Ouch.

Yaaaa, iya siiih, Rara tuh badannya mirip sama aku; gemuk. Gak gemuk-gemuk banget juga, sih, sebenarnya. Tapi tau kan? Kalau cowok umur segini tuh pada ngeliatnya cuma satu: FISIK. Dan itu bikin aku eneg banget deh. Don't judge a book by its cover. Tapi apalah daya, mereka emang pada kayak gitu. Dan Rara alhasil sakit hati banget. Nangis, malah. Begonya dia, belum selesai masalah itu dan soal gosip mereka pacaran, dia malah meng-upload foto Dino ke FACEBOOK tanpa izin orangnya. HAIYAAAAAAAAAA...............................

Jelas aja Dino murka! Dia ngirimin surat beracun buat Rara dengan kata kasar--maaf--babi dan anjing bertebaran. Entah dia ngomong lewat surat karena terlalu marah dan muak untuk bicara langsung atau memang karena dia pengecut. Aku gak tau, ya. Di sini aku pihak netral. Aku cuma berusaha membantu Rara menemukan titik permasalahan, dan mencoba bantu menyelesaikan karena dia temanku. Dan aku gak punya hak apapun untuk menghakimi Dino. Hei, aku orang yang paling gak suka dihakimi, apalagi kalau tudingannya berat sebelah! Jadi aku gak mungkin, dong, memberlakukan itu ke orang lain. Termasuk pada Dino, meskipun Tuhan tau segimana kesalnya aku sama dia gara-gara surat beracun itu.

Jadi Rara cerita sama aku, "Sebenernya awalnya gini lho Di, bla bla bla bla bla bla..."

Aku, sebagai seorang teman yang baik kalau lagi gak bete, rajin menabung kalau lagi inget, supel kalau gak lagi sibuk sendiri, dan makan kalau laper, tentu mendengarkan. Karena ternyata jadinya cukup jauh alias lama, kita sambung ke sesi pertemuan berikutnya (ceilah). Terus, gitu deh... Aku pengin nulis lebih banyak, tapi sayangnya ini masalah orang, bukan masalahku, gak bisa diumbar seenaknya. Tapi intinya sih, Rara yang aku tangani "kasus"nya like a psychologist. Lebih tepatnya konselor, kali ya. Soalnya aku juga gak ngasih segala macam tes, itu kan haknya psikolog dan secara kode etis, konselor aja gak boleh apalagi aku. Tapi ternyata Rara mah intinya terlalu terpengaruh sama SINETRON! Karena di sinetron banyak ditayangkan adegan si tokoh protagonis tetap cinta mati sama tokoh antagonis meskipun jelas banget si antagonis gak ada sisi baiknya sama sekali.

SO, STOP SINETRON! IT MERACUNI OUR ANAK BANGSA!

Wassalam.

No comments:

Post a Comment