Tuesday 7 May 2013

Mental Breakdown

Pernah merasa senang? Excited? Karena bisa berguna, atau karena seseorang memercayaimu? Gembira karena kau diberi sebuah tugas yang tampak penting dengan tanggung jawab yang bukan main-main? Saat ketika kau merasa bahwa kau mampu, bahwa ternyata kau bisa, dan akhirnya ada orang lain yang percaya bahwa kau memang bisa.

Lalu kedok terkuak. Kau tidak pernah benar-benar penting. Keterlibatanmu tidaklah begitu berpengaruh pada organisasi. Kau merasa dirimu membantu tapi ternyata kau hanyalah kelebihan; surplus. Tanpa campur tanganmu pun pekerjaan tetap berjalan lancar. Mereka memberimu posisi itu karena kau meminta. Kau tak pernah benar-benar menjadi bagian dari mereka.

Saat kau sadar, euforia itu menghilang. Digantikan kehampaan dan rasa kecewa. Kau merasa seperti seonggok kotoran yang entah bagaimana tak terlihat, tak tercium. Tak disadari keberadaannya. Segala yang kau lakukan sia-sia, karena ternyata ada orang lain yang telah lebih dulu melakukannya, bahkan lebih baik darimu. You feel like a complete shit. Kemudian yang kau rasakan adalah malu. Malu karena pernah yakin bahwa ada orang yang percaya padamu. Malu karena kau pernah merasa begitu senang atas jabatan palsu itu. Malu karena kau sudah berkoar-koar ke sana kemari akan tetapi hasil kerjamu tidak dianggap vital ataupun membantu. Malu karena ada yang jauh lebih baik darimu.

Kemudian realita menamparmu. Kau tidak berguna. Kau tidak pernah berguna. Jabatan itu terbuka bagi siapa saja, bukan orang-orang khusus yang terpilih. Kau tidak terpilih. Kau meminta, dan kau diberi. Gaya bicaramu seperti seorang yang hebat padahal kau hanyalah seorang Librarian biasa yang bahkan tidak dapat menunaikan tugas dengan baik. Kau ceroboh. Kau memasukkan buku yang telah tercantum ke dalam database. Kau mengacaukan segalanya. Kau mempermalukan dirimu sendiri. Kau ingin resign, tapi kau tak tahu bagaimana caranya. Kemudian kau mengasihani dirimu sendiri dan menulisnya di web diari milikmu. Kau ingin semua orang tahu bahwa kau sedang dilanda kemalangan. Kau ingin orang lain melihat sekeras apa kau men-judge dirimu sendiri. Kau ingin orang tahu. Kau ingin semua orang tahu. Meski kau tahu mereka tidak peduli. Dan mereka tidak tahu. Mereka tidak tahu apa yang terjadi padamu. Dan mereka tidak peduli. Mereka tidak peduli. Kenapa mereka harus peduli?

No comments:

Post a Comment