Thursday 11 July 2013

Tiny Dancer

"Mungkin kau harus mencari penari lain."

"Atau mungkin kau yang harus menari untukku."

"Sudah kubilang aku tidak mau."

"Apa bedanya? Kau memang seorang penari, kau dibayar untuk menari."

"Tapi aku menari karena aku ingin."

"Kalau begitu kuatur jadwalnya sesuai keinginanmu."

"Kau tahu kau tidak bisa melakukannya."

"Yah, memang tidak. Tapi setidaknya aku berusaha bernegosiasi."

"Dan aku tidak," Kerri membanting poci teh di atas meja--bukan secara harfiah, tentu saja. "Kita sudah bicara tentang ini berkali-kali, Jem."

Jem tetap tidak mau menyerah. "Dan masih akan ada kali-kali berikutnya jika kau tidak ikut bernegosiasi."

Kerri memutar matanya. "Idemu tentang bernegosiasi adalah bagaimana kau berdebat, membujuk, dan merayu seseorang hingga ia mau mengikuti keinginanmu. Dan orang yang lemah pendirian itu tidak akan mendapat apapun."

"Ya, kau dapat," Jem bangkit dari kursinya. "Kau ingin menjadi penari profesional, dan kini kubayar kau untuk menari. Orang-orang akan melihatmu; kau tahu aku memiliki kenalan di dunia profesional bidang apapun. Karirmu bisa menanjak."

"Kau serius? Karena aku tidak berpikir bahwa tarian yang kau minta untuk kulakukan dapat melakukan apapun dengan usahaku memanjat tangga profesionalisme--bahkan mungkin hanya akan membuatku terpuruk ke level dasar, membuatku harus mendaki lagi."

"Aku suka mendaki. Mendaki adalah olahraga yang menyehatkan jiwa dan raga."

"Jem."

"Baiklah, baiklah," Jem mengangkat tangan tanda menyerah. "Hanya saja... kupikir aku bisa meminta bantuanmu."

"Kau bukan meminta, kau memaksa."

"Sedikit."

"Banyak."

Jem mengedikkan bahu, menghabiskan teh di cangkirnya dengan wajah acuh tak acuh sementara Kerri mulai mengomel. "Kau memintaku 'menari' seolah tenagaku murah, kau memintaku 'menari'kan hal yang bisa membuat citraku jatuh, kau memintaku 'menari' untuk orang-orang yang bahkan kuragukan memiliki cita rasa terhadap seni, kau--"

"Aku ragu mereka mengerti apa itu 'seni,'" Jem menyela, "karena mereka itu hanya sekumpulan anak taman kanak-kanak."

"Aku tidak akan pernah menarikan tarian ayam untuk anak-anak asuhmu, Jem."

"Kau penari terbaik."

"Tarian itu konyol." Kerri membalikkan badan, menandakan bahwa pembicaraan itu selesai.

Jem mengejar Kerri ke luar dapur dan kembali mendesaknya.

No comments:

Post a Comment