Sunday 2 November 2014

REVIEW Eon: Lahirnya Sang Punggawa Naga




Judul: Eon: Lahirnya Sang Punggawa Naga
Author: Alison Goodman
Genre: Fiksi-fantasi
Tebal: 577 halaman
ISBN: 978-979-433-672-4
Bahasa: Indonesia
Format: Paperback
Penerbit: Mizan Fantasi, 2012 (terjemahan)

Dalam dunia yang penuh dusta, sebuah kebenaran bisa sangat mematikan...

Eon adalah seorang bocah lelaki berusia dua belas tahun yang dengan didikan keras masternya, Lord Brannon, ditempa agar terpilih menjadi seorang punggawa naga. Setelah empat tahun berlatih, di kedatangan tahun tikus sesuai shio Cina, Eon mengikuti pertandingan dengan bocah-bocah lelaki lain dengan satu tujuan: menunjukkan diri sebagai yang terbaik untuk diangkat menjadi murid Punggawa Naga Tikus dan kemudian menjadi Punggawa Naga Tikus yang sesungguhnya di siklus yang berikutnya.

Namun, Eona, gadis berusia enam belas tahun yang hidup di dalam diri Eon ternyata justru memanggil Naga Naga atau Naga Kembar yang telah menghilang selama 500 tahun. Ia tidak menjadi murid punggawa naga, tapi langsung menjadi seorang punggawa naga karena tidak ada Punggawa Naga Kembar yang dapat mengajarinya. Adalah sebuah hal yang sangat dilarang, bahkan berpotensi dihukum mati, jika ternyata ada seorang wanita yang menjadi seorang punggawa naga. Lantas, apa yang Eon/a miliki yang membuat Naga Kembar tertarik padanya?

Belum selesai urusan Eon/a berusaha mempertahankan identitasnya sebagai lelaki, ia juga harus dihadapkan dengan seorang punggawa naga tamak yang ingin menyatukan semua kekuatan punggawa naga, seorang anak selir dan adik dari Kaisar Yang Mulia yang ingin mengambilalih tampuk kekuasaan, serta keengganan Naga Kembar untuk menyatu dengannya. Apakah Eon atau Eona yang lebih sanggup mengatasi itu semua?

*

Peringatan sebelumnya: aku bukan reviewer "sungguhan", jadi maaf saja kalau review ini benar-benar sesuka hatiku. :p

Eon ini buku yang akhirnya kubaca setelah sekian tahun sering kulihat di rak buku milik ibuku. Kenapa baru sekarang kubaca, dan bukan dari dulu? Alasannya simpel: gak minat. Tapi tahun ini hampir habis, aku nyaris gak punya uang lagi untuk beli buku baru, dan hei, kenapa gak baca buku lama yang emang belum kubaca aja? Dan itulah mengapa akhirnya aku baca Eon. Gak ngerti juga kenapa harus Eon padahal ada banyak buku-buku lain yang belum kubaca. Mungkin sama kayak esensi Eon manggil Naga Kembar, esensinya pun manggil aku. Halahh.

Jadi, Eon tuh ceritanya tentang cewek yang hidup sebagai cowok. Tapi dia bukan Contraire kayak Putri Dela - laki-laki yang memilih hidup sebagai perempuan. Isu "transgender" dalam buku ini sama sekali nggak menyinggung pihak manapun menurutku, tapi lebih menunjukkan tentang pilihan jalan hidup seseorang, dan Putri Dela mungkin jauh lebih cewek more than I could ever be *gigit tisu*

Untuk menutupi identitas Eon yang sesungguhnya, terutama saat ia diundang tinggal di istana bersama Kaisar Yang Mahamulia, Eon memainkan peran sebagai Pemuda Rembulan, yaitu laki-laki muda yang udah dikebiri dari kecil untuk menyucikannya. Jadi ada tiga jenis Rembulan dalam buku ini: 1) Rembulan yang merujuk pada cewek beneran; 2) Rembulan yang merujuk pada pemuda yang dikebiri untuk menyucikan mereka karena mereka dipersiapkan untuk tugas penting dan; 3) Rembulan yang merujuk pada prajurit dan pengawal di istana yang berjenis kelamin laki-laki namun dikebiri pula, baik dengan keinginan mereka sendiri ataupun terpaksa (karena jadi tawanan perang, misalnya). Konsepnya mirip dengan Avoks di Panem, yang beda cuma organ yang dipotong.

Tapi karena penolakan Eona untuk mengatakan namanya saat Naga Kembar menghampirinya di lapangan di hadapan seisi kota bahkan Kaisar, Naga Kembar semakin menjauh, terutama saat Eona makin berusaha menekan sisi rembulannya karena dikiranya itulah yang membuat Naga Kembar menjauh (padahal nggak). Ada pula Lord Ido, Punggawa Naga Tikus sekaligus guru sahabat Eon, Dillon yang terpilih oleh Naga Tikus. Lord Ido ingin menyatukan kekuatan semua punggawa naga, menjadikannya yang terkuat, dan ia yakin satu-satunya cara adalah dengan membunuh semua punggawa naga yang lain kecuali Lord Eon karena dibutuhkan penyatuan Matahari dan Rembulan agar Lingkaran Mutiara - penyatuan kekuatan para punggawa naga - terpenuhi. Begitu Lord Ido tau Eon sebenarnya Eona... yah bisa tebak sendirilah.

Aku - gak akan bohong - bisa dibilang lebih menyukai Putri Dela ketimbang Eon/a. Mungkin karena Putri Dela jujur pada dirinya sendiri tentang identitasnya meski karena di tempatnya sekarang seorang Contraire tidak dianggap membawa keberuntungan seperti di tempatnya berasal, bahkan sampai tulisan iblis ditorehkan dengan kejam menggunakan pisau pada dadanya. Sementara Eon... well, bahkan saat ia memiliki kesempatan untuk mengatakan yang sebenarnya pada Dela, orang yang paling ia percaya di istana, ia menjegal dirinya dengan ketidakpercayaan dan ketakutan. Meski tindakannya bagiku bisa dimengerti, tetap aja aku gak setuju.

World building dalam buku ini jelas tapi gak ngebosenin. Dari narasi Eon/a bisa kebayang banget gimana lingkungan istana, lengkap dengan tingkatan sosialnya. Kayak yang Goodman sendiri bilang, Negeri Naga Kayangan ini terinspirasi dari lingkungan kekaisaran Cina dan Jepang, dan berhubung aku emang udah lumayan "kenal", mungkin itu yang bikin aku gak sulit ngebayanginnya. Tapi tetap aja deskripsi cowoknya kubuat suka-suka, terutama Pangeran Kygo (gak relaaa kalau dia dibotakin kecuali sejalin rambut di belakang kepalanya, bodo amat itu simbol kehormatan. Gak relaaa).

Meskipun buku ini bisa dibilang udah lumayan lama, tapi kalau kalian mau rehat sejenak dari genre dystopian dan fiksi yang "normal-normal aja", kusarankan baca Eon, deh. Pergantian suasana yang kece banget. :)

No comments:

Post a Comment